Pasca Penangkapan Baradar, Kemana Arah Perjuangan Taliban?

Penangkapan Mullah Abdul Ghani Baradar tampaknya harus membuat Taliban berhenti sejenak, memikirkan langkah berikutnya ke depan. Wakil pemimpin Taliban itu ditangkap di kota pelabuhan Karachi dalam sebuah operasi gabungan AS dan Pakistan.

Penangkapan Baradar tidak hanya menghilangkan Taliban dari kepemimpinan tingkat atas, tapi juga mungkin bisa mengubah gelombang hampir sembilan tahun peperangan panjang yang diciptakan Amerika dan Sekutu.

Ada hubungan yang rumit di sini, melibatkan cinta dan perselisihan segitiga Taliban-Pakistan-Amerika. Semuanya saling terkait, Taliban dekat rakyat Pakistan, namun pemerintah Pakistan bergantung pada AS, sedangkan AS membenci sekali kepada Taliban yang mereka cap sebagai teroris.

"Kita bisa bertarung selamanya melawan AS dan NATO, tapi kita tidak bisa melawan Pakistan," kata seorang mantan menteri Taliban. "Kami, Taliban, seperti domba yang makan di padang rumput yang subur—tetapi yang bisa dijual setiap saat untuk dipotong oleh pemilik kita."

Sejak runtuhnya pemerintahan Mullah Omar dan Taliban mulai melirik ke Pakistan pada akhir 2001, Pakistan telah memberikan tempat perlindungan para pejuang itu di sepanjang perbatasan. Dari benteng perbatasan ini, Taliban menyusun semua struktur kepemimpinan, merencanakan serangan, beristirahat, merekrut, dan mereorganisasi pasukannya. Dan itulah mengapa mereka tidak pernah lupa tentang ketergantungan mereka pada Pakistan.

Dan ISI—Internasional Service Intelligence, badan intelijen Pakistan, tampaknya telah menjual semuanya itu kepada AS. Dan ini bukan yang pertama kalinya. Pada awal 2007, Dick Cheney, mantan wakil presiden AS, dijadwalkan mengunjungi Islamabad, Mullah Obaidillah Akhund ditangkap ISI, di Quetta dekat perbatasan Afghanistan. Ia dianggap persis seperti Baradar pada hari ini.

Selama ini para pejuang Taliban bersembunyi di sekitar kota-kota Pakistan, Quetta, Karachi, dan Peshawar. Penangkapan terhadap Mullah Baradar sontak membangkitkan pertanyaan mendasar; bagaimana ISI mengetahui lokasi yang tepat dari masing-masing pemimpin Taliban?

Sedikitnya, satu sumber kunci Taliban berspekulasi bahwa, dengan penangkapan Baradar, Pakistan ingin mengirim pesan kepada Taliban. "Mereka mungkin berkata, ‘Kalian pikir kalian kuat, tapi kalian masih rentan dan perlu memberi perhatian kepada kami,’" kata sumber yang tak mau disebutkan namanya itu.

Siapa yang akan menggantikan Baradar kemudian? Sepertinya Mullah Omar tidak akan begitu terbuka mengumumkan pengganti Baradar dalam waktu dekat ini. Namun nama Abdul Qayum Zakir, santer diberitakan, mungkin akan segera mengambil alih tugas-tugas Baradar. Zakir adalah seseorang yang tangguh, seorang komandan yang menguasai dan mengenali Kandahar, jantung perjuangan Taliban. Ia diyakini berada di pertengahan usia 30-an, dan merupakan komandan di garis depan.

Ketika pemerintahan Taliban jatuh di bawah pengeboman AS pada akhir 2001, ia ditangkap di Mazar-e Sharif oleh Aliansi Utara anti-Taliban dan diserahkan kepada Amerika. Dia menghabiskan sekitar enam tahun di di Teluk Guantánamo sebelum diserahkan kepada pemerintah Afghanistan sebagai tahanan pada tahun 2006. Tahun 2007, untuk alasan yang tidak diketahui, ia dibebaskan. Setelah dibebaskan, ia segera bergabung dengan Taliban, rumahnya.

Kembali dengan para pejuang, Zakir, seorang anggota suku Alizai kecil, cepat bangkit memimpin provinsi Kandahar, Helmand, dan Uruzgan. Pada tahun 2008, ia dipercaya oleh Baradar untuk memimpin Military Complaints Committee yang bekerja untuk mengevaluasi operasional dan keuangan Taliban. Tahun lalu Baradar mengangkatnya sebagai kepala komisi pertahanan yang kuat, yang mengawasi tindakan pejuang militer di seluruh negeri.

Zakir telah belajar dengan cepat bagaimana menjadi lebih bernuansa, fleksibel, ramah, dan sederhana dalam membina hubungan dengan komandan pejuang lain. Tetapi akan sulit untuk mengikuti jejak Baradar. Baradar adalah "Godfather," seorang ayah bagi semua komandan pejuang Taliban.

Zakir juga mungkin akan mengambil alih komando gerakan yang mungkin lebih kuat daripada sebelumnya—dalam hal ini kemampuan militer dan politik. Saat ini, ia sedang diuji oleh gelombang pasukan AS yang merebut kendali dari sektor-sektor penting Taliban di Helmand River Valley. Kehadiran Zakir akan menyambungkan kembali semangat para pejuang yang sempat runtuh sejenak. Ahmed Muttawakil, salah seorang tokoh penting Taliban berkata, "Jika Baradar tidak ada, itu tidak berarti segalanya akan runtuh. Akan ada Baradar baru."

Pada akhirnya, adalah sangat tidak mungkin bahwa Pakistan akan menggulung Taliban dan menyerahkan seluruh kepemimpinan kepada Amerika Serikat. Pakistan masih berpikir melihat para pejuang Taliban sebagai sebuah sekutu potensial dalam memperluas pengaruh negaranya, terutama karena konflik dengan India—yang seharusnya menjadi perhatian besar AS jika memang negara adidaya itu benar-benar peduli pada Pakistan. Kemana cinta dan perselisihan segitiga ini menuju, sejarah akan menjawab dengan sendirinya. (sa/newsweek)