Pemilu Mesir: Saatnya Menguji Politik Ikhwan (Habis)


Satu hal yang selalu membayangi Ikhwan dan menjadi ketakutannya sendiri, adalah—menurut Hamid—disamakan dengan Al-Qaidah.

"Kami tidak akan menjadi Iran," desak Ayyash, seraya menambahkan bahwa ia percaya gerakan Islam akan mendukung kepentingan keamanan nasional AS. "Para aktivis gerakan Islamis secara umum berusaha menemukan jalan antara nilai-nilai liberal dari persamaan dan kewarganegaraan, tetapi dari aspek Islam."

Peran perempuan, misalnya, diberikan posisi dalam politik dan kekuasaan.

"Saya percaya bahwa Islam moderat akan memberikan kebebasan bagi partai-partai membentuk ideologi mereka," ujar Ayyash. "Jika orang mengatakan ya untuk homoseksualitas, misalnya, jika saya berada dalam kekuasaan, saya pikir saya akan segera meninggalkan kekuasaan tersebut… dan saya akan berada di oposisi untuk mencoba meyakinkan orang lain bahwa ini adalah salah."

"Tapi," ia menambahkan, "Saya pikir Mesir saat ini akan menolak hal itu karena bertentangan dengan Quran."

Namun, bahkan dengan sikap politik dan demokrasi seperti itupun, Ikhwan tetap secara resmi tidak didukung dan tidak dilindungi oleh AS.

Meskipun Departemen Luar Negeri AS tidak mengeluarkan pernyataan tentang pemilihan parlemen yang akan datang beberapa pekan lalu, para pejabat Amerika merasa tidak pernah seberhasil sekarang ini dalam mempromosikan demokrasi.

Brian Katulis, seorang spesialis senior di Pusat Kemajuan Amerika dan Timur Tengah, berpendapat lain, "Saya tidak berpikir bahwa pemerintahan Bush secerdas itu dalam usaha memajukan agenda kebebasan. Itu sebuah jenis respon yang menyebabkan sebuah penghematan."

Menurut Katulis, selama hampir 60 tahun, Amerika sudah berusaha untuk menerapkan demokrasi di Timur Tengah, namun tidak pernah berhasil. Bush bahkan sampai harus menirim Condoleezza Rice untuk "berteriak dari atap," kata Katulis. "Apa yang sudah dilakukan oleh Obama jauh lebih efektif.”

Menurut sebagian besar pengamat, Mesir saat ini tak lagi ketat menjalankan politik negara mereka. Bahkan diperkirakan jika kita pada tahun 2005, diperkirakan hanya 9% saja persen dari total penduduk yang memberikan suara dalam pemilihan presiden, maka saat ini terjadi pelonjakan tajam. Ini ditengarai akibat dari andil besar Ikhwan yang ironisnya, dilarang untuk mengikuti pemilu.

"Ada beberapa kelompok tertentu yang kami lihat mereka memiliki suara dominan di bawah pemerintahan Bush dan merasa bahwa Anda bisa menjalankan demokrasi tanpa aktivis Islami," kata Katulis. "Saya pikir orang-orang itu tidak pernah menghabiskan waktu di lapangan di tempat-tempat seperti Mesir."

"Sulit membayangkan proses demokratisasi di Mesir tidak melibatkan kelas menengah yang saleh, dimana diwakili oleh Ikhwan," kata Albertson.

Menurut Hamis, Obama harus mengenal langsung Ikhwan, dan menambahkan bahwa ia percaya Gamal Mubarak akan lebih bermusuhan dengan mereka.

"Kaum Liberal dan kaum kiri tidak pernah bisa mengerahkan orang ke jalanan di dunia Arab," kata Hamid. Sedangkan gerakan Islami mendapatkan manfaat dari infrastruktur yang ada untuk menyebarkan pesan mereka—yaitu masjid—dan wacana politik di wilayah ini secara historis berputar sekitar Islam.

Atau dalam bahasa Ayyash : "Orang-orang Arab sangat emosional namun sangat religius, dan mereka lebih dipengaruhi oleh pidato dari para kaum Islami moderat daripada rezim."
(sa/aljazeera)