Grup Krisis Internasional: 90% Budha Myanmar Setuju Pembantaian Rohingya

Menurut Khin Maung Maung, salah satu warga yang sudah bekerja sebagai PNS selama 50 tahun di negara tersebut, isu krisis kemanusiaan yang ramai dibicarakan publik dunia merupakan kesalahan informasi yang disebarkan media.

Maung menilai, media internasional hanya berfokus kepada kelompok minoritas saja seperti Rohingya dan mengabaikan penderitaan umat Buddha lain, yang merupakan masyarakat mayoritas di negara tersebut.

Sama seperti Suu Kyi, mereka menyebut kaum etnis Rohingya sebagai “Orang Bengali”, istilah yang berarti imigran ilegal. Prinsip yang telah lama mereka pegang adalah bahwa orang Rohingya bukanlah warga negara Myanmar melainkan orang tidak punya malu yang menempati negara itu.

“Mereka adalah teroris bagi penduduk asli,” kata seorang penjual mi di distrik Lanmadaw Yangon.

Pendapat lain diberikan oleh Tim Win, seorang agen pengiriman air, adalah bahwa warga Rohingya seharusnya tidak menempati negara mereka. Namun, mereka justru berkembang biak semakin banyak dari waktu ke waktu.

“Populasi mereka terus berkembang dan mengancam keberadaan orang Buddha. Mereka bikin banyak anak,” paparnya.

“Saya tidak pernah bertemu langsung dengan mereka karena saya diberitahu bahwa mereka terlalu bahaya bagi orang luar,” lanjutnya.

Sedikitnya rasa simpati yang dirasa oleh penduduk Buddha di Myanmar terhadap umat muslim Rohingya disebabkan oleh rasa takut akan terkikisnya keberadaan rakyat mayoritas di sana.

Bahkan, menurut laporan terbaru dari Grup Krisis Internasional, sekitar 90 persen warga Myanmar yang beragama Buddha memiliki gagasan bahwa Islam mengancam keberadaan umat Buddha. Oleh karena itu, mereka justru memilih untuk mendukung serangan terhadap warga muslim Myanmar.

“Perasaan bahwa Islam bisa mengancam keberadaan mereka membuat umat Buddha frustasi. Mereka merasa menderita karena harus mempraktikkan toleransi terhadap agama-agama lain di negaranya,” demikian pernyataan laporan tersebut. (kl/mdk)

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/167492.htm