Eramuslim – Perkembangan terkini di kawasan Dunia Arab menyebabkan pemerintah Riyadh dalam beberapa tahun terakhir serius untuk mendirikan teknologi nuklir, termasuk kepemilikan senjata pemusnah massal “bom atom”. Pernyataan ini diterbitkan Institut Sains dan Keamanan Internasional Amerika Serikat dalam laporan terbaru pada Minggu (2/04) malam akhir pekan kemarin.
Proyek untuk mendapatkan canggih teknologi nuklir dan tidak akan terbatas pada tujuan damai seperti energi telah dimulai Arab Saudi sejak 2 tahun lalu, dimana Putera Mahkota sekaligus Menteri Pertahanan, Pangeran Mohammed bin Salman, menjadi pengawas langsung kegiatan ini.
Arab Saudi kini sedang menyusun langkah untuk mengembangkan program nuklir dengan caranya sendiri. Hal ini dimulai dengan mencari kader dan para ahli di bidang nuklir dari berbagai belahan dunia untuk bekerja dalam program nuklirnya.
Antisipasi terhadap program nuklir Syiah Iran dan kepemilikan bom atom menjadi alasan kuat pemerintah Riyadh serius untuk membangun program nuklirnya sendiri, tulis Institut Sains dan Keamanan Internasional yang berbasis di ibukota Washington DC.
Perkembangan hegemoni Syiah di kawasan Dunia Arab, khususnya perang di Irak, Suriah dan Yaman akan mengintensifkan aktivitas Arab Saudi di pasar nuklir tidak hanya untuk teknologi dan ahli, tetapi juga bersiap-siap untuk kepemilikan senjata pemusnah massal.
Langkah kepemilikan senjata nuklir oleh Saudi sebenarnya pernah disinggung Menlu Amerika Serikat, John Kerry, pada tahun 2016 lalu dimana dirinya memperingatkan Riyadh mengenai dampak implikasi pembelian senjata nuklir melalui pasar senjata dunia. Terlebih adanya aturan ketat mengenai kepemilikan senjata pemusnah massal ini, baik bagi pihak pembeli ataupun penjual.
Hal inilah yang membuat Arab Saudi akan mulai mengembangkan teknologi nuklirnya untuk tujuan damai, hingga pada akhirnya akan membuat sendiri senjata pemusnah massal tersebut. (Dostor/Ram)