Heboh! Putra Netanyahu Tinggal di AS karena Pukul Ayahnya? Biaya Keamanan Capai Rp 11 Miliar

(Foto: @press tv)

eramuslim.com – Anggota parlemen Israel, Naama Lazimi, mengungkapkan alasan mengapa putra Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Yair Netanyahu, tinggal di Amerika Serikat.

Menurut Lazimi, Yair tidak dapat kembali ke Israel karena ia pernah memukul ayahnya.

“Jelas, dia diasingkan ke luar negeri. Dia tidak bisa pulang ke Israel,” ujar Lazimi dalam pertemuan Komite Keuangan, seperti dilansir Press TV pada Minggu (23/2).

Sebagai anggota Knesset dari oposisi, Lazimi menyampaikan pernyataan tersebut saat mempertanyakan pendanaan untuk perjalanan Sara Netanyahu selama dua setengah bulan di Amerika Serikat, serta biaya perlindungan tahunan bagi Yair Netanyahu yang kini tinggal di Miami.

“Saya ingin bertanya apakah jumlah ini masih dianggarkan dan apakah masih ada niat untuk membiayai keberadaannya [Yair Netanyahu] karena dia menyerang perdana menteri dan terpaksa pergi ke luar negeri karena telah merusak simbol pemerintahan,” katanya. Lazimi juga mengutip laporan tahun lalu yang menyebutkan bahwa biaya perlindungan Yair mencapai USD 680.000 atau sekitar Rp 11 miliar.

Pernyataan tersebut mengejutkan sesama anggota parlemen.

Menanggapi hal ini, partai Likud—partai yang dipimpin Netanyahu—membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa pernyataan Lazimi tidak benar.

Pada 2022, Netanyahu sendiri pernah menegaskan di Twitter bahwa ia “tidak sepakat dengan apa yang dikatakan Yair.”

Yair Netanyahu dan kakaknya, Avner, yang kini berusia 30 tahun, merupakan putra Netanyahu dari istri ketiganya, Sara Ben-Arzi, yang dinikahinya pada 1991.

Yair dikenal karena pandangan politiknya yang berhaluan sayap kanan serta pernyataannya yang agresif di media sosial. Sikapnya ini telah membawanya ke pengadilan beberapa kali. Ia juga sering menyebarkan klaim tak berdasar tentang adanya konspirasi dalam pemerintahan serta dugaan upaya kudeta oleh pejabat hukum dan penegak hukum terhadap ayahnya. Popularitasnya meningkat seiring dengan laporan bahwa ia memiliki pengaruh besar terhadap kebijakan Netanyahu.

Yair meninggalkan Israel pada Maret 2023, di tengah laporan yang menyebut bahwa ayahnya melarangnya untuk mengunggah di media sosial karena dinilai memperburuk ketegangan di dalam negeri dan merusak hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat.

(Sumber: Merdeka)

Beri Komentar