Akhirnya Kapal “Mavi Marmara” Berlayar Menuju Gaza

Kapal "Mavi Marmara" akhinya mulai berlayar meninggalkan Pelabuhan Antalya Turki untuk bertemu dengan kapal lainnya di Laut Tengah dan kemudian semua kapal akan beriringan menembus blokade Israel menuju Jalur Gaza. Waktu tempuh normal menuju perairan Gaza diperkirakan antara 15-20 jam.

Namun, waktu tempuh ini tentu dipengaruhi oleh cuaca, ombak laut, dan kecepatan dari masing-masing kapal mengingat rombongan terdiri dari 9 kapal dengan jenis dan ukuran yang berbeda. Pihak IHH sengaja memberangkatkan "Mavi Marmara" di malam hari dengan harapan akan memasuki perairan Gaza sekitar pukul 14.00 waktu setempat.

Hingga pukul 23.30 waktu Turki, seluruh penumpang "Mavi Marmara" yang bersandar di Pelabuhan Antalya telah lengkap di dalam kapal. Mavi Marmara sendiri adalah kapal penumpang sejenis ferry dengan kapasitas penuh 800 orang. Dengan pertimbangan kenyamanan, pihak IHH membatasi jumlah penumpang dalam misi menembus blokade ini hanya 600-an penumpang. Mereka terdiri dari anggota parlemen dari beberapa negara,
artis dan seniman, dan tentunya para aktivis yang bertentangan dengan kebijakan Israel memblokade Gaza.

Pihak Israel sendiri dikabarkan telah menyiapkan angkatan lautnya untuk menggiring flotilla ini menuju Ashdod, sebuah kota pelabuhan kecil di utara Jalur Gaza, untuk memaksa rombongan membongkar muatan untuk (janjinya) bantuan akan dihantar oleh UNRWA masuk ke Jalur Gaza.

Tidak ada yg tahu kebenaran janji Israel. Bullent Yildirim, ketua IHH sendiri dalam konfernsi pers sebelum keberangkatan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mematuhi perintah dari manapun untuk membelokkan arah perjalanan. Tujuan mereka sudah sangat jelas dan cuma satu : Jalur Gaza. Dan flotilla ini akan bersama-sama mengatasi rintangan yang dibuat oleh pihak Israel untuk menghalang-halangi masuknya bantuan kemanusiaan ini. PM Turki bahkan jauh hari sudah memperingatkan pihak
keamanan Israel untuk tidak menyerang flotilla ini.

Di dalam kapal Mavi Marmara saat ini tampak kesibukan menjelang keberangkatan. Stasiun TV Aljazeera dan Press TV Iran mengadakan talk show langsung dari buritan Mavi Marmara dengan narasumber Bullent Yildirim, syaikh Raid Salah, dan anggota parlemen Israel dari Partai Arab.

Sementara itu suasana tegang sempat mewarnai tim MER-C Indonesia karena salah satu relawannya, dr. Arief Rachman tidak diperbolehkan masuk ke kapal karena namanya tidak tercantum dalam manifest. Walau telah menjelaskan adanya pergantian anggota tim sejak lama kepada pihak IHH, panitia tetap meminta untuk menunggu sampai manifest
dikonfirmasi.

Setelah menunggu selama satu jam, akhirnya dengan izin Allah, dr. Arief dimasukkan dalam daftar tambahan dan bisa bergabung dengan relawan lain.

Mohon doa dari masyarakat Indonesia bagi keselamatan seluruh peserta yang menjalankan misi pelayaran ini dan bagi kebebasan bangsa Palestina.(mer-c.org)