Hal tersebut merujuk pada Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Radhiyallhu’anhuma, Rasulullah bersabda, “Tidak ada satupun makanan yang bisa menggantikan makanan dan minuman melebihi susu.”
“Terkecuali susu dari binatang yang diharamkan oleh Allah SWT, misalnya susu babi, susu anjing, susu kucing, susu harimau, susu singa, dan susu-susu binatang yang diharamkan lainnya,” ucap Ustadz Asroni.
“Jadi misalnya ada orang yang ingin minum susu kucing ia kumpulkan kucing betina kemudian ia peras air susunya sampai satu gelas, maka susu satu gelas yang berisi susu kucing itu haram untuk diminum,” paparnya.
Alquran pun menunjukkan keistimewaan susu sebagai minuman. Seperti yang tersirat dalam surat An-Nahl ayat 66,
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya” (QS. An Nahl : 66)
Disebutkan dalam surat tersebut untuk meminum susu dari binatang ternak. Sapi termasuk binatang ternak bahkan termasuk tiga dari “bahimatul an’am” dalam sembelihan (unta, sapi dan kambing).
Ibnu Katsir menjelaskan maksud dari “dari perut”, beliau berkata,
إذا نضج الغذاء في معدته تصرف منه دم إلى العروق ، ولبن إلى الضرع وبول إلى المثانة
“Jika makanan telah tercerna diperut, maka (makanan adalah bahan) yang menjadi darah ke pembuluh darah, menjadi susu ke puting dan menjadi air kencing ke kantung kemih.”
