LAZIS Dewan Da’wah Layani Warga Mentawai

"Masurah bagatta (terima kasih banyak)," ucap Bajak Sikkerei Taroson sambil menenteng paket sembako pemberian LAZIS Dewan Da"wah di Masjid Al Ikhwah Dusun Madobag, Desa Madobag, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Sabtu (12/2).

Begitu keluar dari masjid, si bapak langsung meloloskan kain sarung yang dikenakannya. "Gerah," kata lelaki tua yang tinggal mengenakan baju dan kabit (cawat). Gurat tatto mengular di sekujur badan mualaf itu.

Malam itu, Taroson sungguh tak menyangka bakal mendapatkan beras. Gratis lagi. "Beras di sini mahal seperti minyak (bensin campur)," kata Amin Carlo, Ketua DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Al Ikhwah.

Selain beras, Taroson dan 36 KK mualaf setempat juga mendapatkan minyak goring, mie, gula, dan teh. Mereka pun periksa kesehatan dan berobat gratis yang dilayani Dokter Ahmad Bajeri dan Bidan Asna Eliza.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Safari Tim LAZIS Dewan Da"wah ke Kepulauan Mentawai, yang berlangsung sejak Jumat hingga Senin, 11-14 Pebruari 2011.

"Safari ini untuk menyampaikan pelatihan serta bantuan sembako dan pengobatan kepada warga Mentawai," terang Asrofi Muflikhuddin, ketua Tim Safari.

Ia menambahkan, kegiatan ini diselenggarakan LAZIS Dewan Da"wah bekerjasama dengan Muslime Helfen Germany dan Majelis Taklim Baitul Ihsan Bank Indonesia.

Setiba di Siberut Selatan, Jumat (11/2), Tim siang harinya langsung melayani pengobatan kepada warga Desa Meileppet dan Dusun Pasa Kiat Desa Munthei. Layanan di Pasa Kiat berlangsung di rumah seoran mualaf bernama Aisyah yang kebetulan sedang sakit malaria.

Sekitar 35 jamaah Masjid Taqwa Munthei memenuhi rumah panggung sederhana itu untuk mendapatkan pengobatan dan sembako. Mereka pun girang saat masing-masing diberi mushaf Al Qur"an.

"Kurang makan, kurang makan," kata Dogor Tolokkok sambil memegangi perutnya ketika ditanya Dokter Bajeri sakit apa. Seteolah berpikir sejenak, Dokter baru ngeh. "Oh, maksudnya maagh," katanya sambil menahan geli. Ia lalu memeriksa pasien tua di Masjid Meileppet itu.

Hingga ba"da maghrib, pengobatan di Meileppet diikuti sekitar 20 pasien. Senang sekali mereka pulang dari masjid membawa obat dan paket sembako gratis.

"Gratis?" tanya Lauriensus Sailuluni, kepala Dusun Rogdog, Desa Madobag, seolah tak percaya pada misi Tim LAZIS di dusunnya, Ahad (13/2). Begitu diyakinkan, segera saja ia menyeru warganya untuk berbondong-bondong ke Masjid Raudhatul Jannah.
Dalam waktu singkat, tak terbendung lagi puluhan warga datang minta diperiksa dan diobati. "Jamaah kami mengalah sajalah, mendapat giliran belakangan," kata Zainal Muttaqin Sakulok, Pembina Masjid Raudhatul Jannah.

"Masurah bagatta, alepaat aulaggek aku. Kenanen aku sipuarat Katolik," ujar Teteu Lebbuk Kook usai diobati sakit perutnya. Nenek pribumi tersebut berterima kasih telah diobati walaupun dia sendiri beragama Nasrani.

Jelang waktu dhuhur, barulah 20-an KK muslim mendapat giliran berobat dan sembako.

Layanan pengobatan dan pembagian sembako juga berlangsung di Desa Muara Siberut, Sarausau dan Saliguma. Menurut Dokter Bajeri, ratusan orang yang sudah ditanganinya rata-rata menderita tekanan darah tinggi. "Ini terutama karena faktor makanan dan stress lingkungan," ungkapnya.

Sementara itu, sekitar 30 da"i dan guru TPA atau MDA Siberut Selatan, mengikuti Pelatihan Methode Membaca dan Mengajarkan Al Qur"an yang dibawakan oleh Ustadz Dr Annuri di Masjid Wahidin. Selain ilmu, para peserta mendapat bekal berupa buku iqra" dan Al Qur"an. (nurbowo)