Mahasiswa Indonesia di Mesir Prakarsai Dialog Internasional I

Rangkaian acara Dialog Internasional Mahasiswa (Ahad, 15/11) yang diprakarsai oleh Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir berlangsung dengan sukses. Kegiatan yang mengangangkat tema “Kaji Gagas Proses Pembentukan Intelektual Muslim” ini mengambil tempat di Auditorium Shalah Kamil-Nasr City dan dihadiri oleh perwakilan 15 negara, Atase Konsuler KBRI, Atase Penerangan KBRI, ketua-ketua organisasi kekeluargaan (kedaerahan), organisasi afiliatif dan kajian di Mesir dan para mahasiswa lainnya. Hadir dalam acara ini negara Turki, Singapura, Thailand, Senegal, Nigeria, Malaysia, Philipina, Brunai Darussalam, Indonesia, Ethiopia, Sudan, Afghanistan, Turkistan, Srilanka, dan Maroko.

Acara ini terdiri tiga sesi utama. Sesi Pertama berupa pengenalan realita dan problematika keilmuan dari perwakilan empat negara dari masing masing benua. Dalam sesi ini masing-masing pembicara menyampaikan tentang realita umat, kondisi ulama di masing-masing negara, serta target dan impian keilmuan masa depan yang diharapkan. Presentator pada Ust. Khalid Muslih, M.A. (Indonesia), Ali Miqdad Ali (Nigeria), Al-Iyasyi Al-Hamusyi (Maroko), Sanan Lahomez (Turki). Presentasi ini dilanjutkan dengan curah gagasan dan tukar wawasan dari para peserta.

Sesi Kedua adalah penyampaian konsep, kemampuan dasar dan proses pencapaian untuk membentuk pribadi intelektual muslim oleh Syekh Amr Al-Wardani, kepala pelatihan Darul Ifta’ Mesir. Penyampaian ini dilanjutkan dengan tanya jawab dan pendalaman materi oleh para peserta.

Sementara sesi ketiga adalah pembacaan hasil rekomendasi Dialog Internasional Mahasiswa I oleh Umarulfaruq Abubakar, Lc. sebagai perwakilan tuan rumah.

Kegiatan ini mendapatkan sambutan positif dari berbagai pihak. Dalam sambutannya, Bapak Kepala Atase Keamanan KBRI menyatakan dukungan penuhnya atas acara ini. Dukungan yang senada juga diberikan oleh Kepala Atase Pendidikan dan Kepala Atase Penerangan KBRI Mesir. Sambutan yang positif juga disampaikan oleh tokoh-tokoh Mahasiswa dari Negara Maroko, Afghanistan, Turki, Singapura, Nigeria, dan negara lainnya. Sumbangan yang tidak kalah hangatnya disampaikan oleh Prof. Dr. Mushtafa Murad (Guru Besar Fakultas Dakwah Universitas Al-Azhar), Prof. Dr. Abdul Hay Al-Farmawy (Guru Besar Tafsir Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar dan Syekh Amr Al-Wardani (Direktur Pendidikan Calon Mufti Darul Ifta Mesir.

Dialog Internasional menghasilkan empat butir rekomendasi demi meningkatkan keilmuan dan kerjasama mahasiswa antara negara.

Butir Pertama, perlu adanya usaha meningkatkan minat mahasiswa dalam menuntut ilmu yang bermanfaat dan menumbuhkembangkan kemampuan dan keterampilan setiap mahasiswa.

Butir Kedua, perlu adanya usaha untuk saling mengenal, bekerja sama dan tukar informasi antar mahasiswa dari berbagai negara, serta mempererat hubungan kerjasama ini di masa-masa mendatang.

Butir Ketiga, urgensi penerapan dan sosialisasi bahasa arab ke seluruh negeri Islam. Dalam hal ini mahasiswa adalah komponen utama yang paling bertanggung jawab. Sebab, Dialog Internasional ini merupkan langkah awal mewujudkan cita-cita dan bukan hanya sekedar kegiatan sesaat.

Butir keempat, perlunya konsolidasi antar ketua organisasi mahasiswa asing untuk memprakarsai kembali Dialog Internasional tahunan yang diselenggarakan oleh seluruh organisasi mahasiswa terkait. (umr/mh/sn)