Masyarakat Indonesia di Inggris Raya Laksanakan Temu Akbar

Yosritzal (Ketua Kibar) dan Muhammad Faudzil Adhim berfoto bersama sebagian peserta wanita dalam Kibar Autumn Gathering 2010 (Doc. Endarko)

Newcastle, 26 Oktober 2010
Masyarakat Muslim Indonesia di Inggris Raya baru-baru ini melakukan temu akbar yang diberi nama Kibar Autumn Gathering 2010 (KAG-2010). Kegiatan ini merupakan agenda rutin dua kali setahun dari Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (KIBAR) yang merupakan organisasi yang menghimpun perkumpulan pengajian Indonesia di berbagai kota di Inggris.

Yosritzal (Ketua Kibar) dan Muhammad Faudzil Adhim berfoto bersama sebagian peserta pria dalam Kibar Autumn Gathering 2010 (Doc. Endarko)

Acara ini dibuka secara resmi oleh Ketua Kibar, Yosritzal. Dalam sambutannya mahasiswa PhD dari Newcastle University ini menyatakan bahwa tujuan diangkatkannya acara KAG-2010 ini adalah untuk menjalin silaturrahim diantara para warga Muslim Indonesia di UK sambil menimba ilmu dari para nara sumber yang diundang oleh panitia. Tema sentral dari kegiatan ini adalah membangkit peradaban Islam melalui keluarga Muslim yang kuat.

Kegiatan anak-anak dalam Kibar Autumn Gathering 2010 (Doc. Endarko)

Tema ini merupakan kelanjutan dari tema-tema Kibar Gathering yakni Bangkitnya Peradaban Islam. Kalau pada gathering sebelumnya lebih banyak memfokuskan pada nostalgia kejayaan Islam masa lalu dan perdebatan seputar definisi peradaban Islam dan Budaya Islam, maka pada gathering kali ini, tema tersebut digerakkan selangkah lebih maju kepada upaya nyata dalam membangkit peradaban tersebut melalui penguatan keluarga Muslim.

Yosritzal, Ketua Kibar periode 2010-2011 sedang memberikan Kata Sambutan (Doc. Endarko)

Acara ini menghadirkan Ustadz Muhammad Faudzil Adhim, pengarang buku best seller “Kupinang Engkau dengan Hamdalah” dan berbagai buku mengenai kado pernikahan dan parenting. Dalam ulasan materinya, Ustadz FaudzilAdhim menjelaskan bahwa untuk peradaban Islam bisa terwujud jika keluarga Muslim itu kuat. Membangkit peradaban Islam tidak bisa dilakukan secara instan. Peradaban Islam tidak akan terwujud jika setiap anak tidak dididik untuk menjadi seorang Muslim yang taat.

Salah satu scene dalam operet anak Al-Imanu Kidz dalam Kibar Autumn Gathering 2010. (Doc. Endarko)

Ustadz Mahmud Kurdi, Pimpinan Muslim Welfare House Newcastle yang juga pembicara pada KAG-2010 ini menyatakan bahwa seorang Muslim harus berdakwah karena dengan berdakwah tersebut dirinya juga termotivasi untuk terus belajar dan memperbaiki dirinya.

Warga Inggris asal Libanon ini berpendapat bahwa Islam phobia yang melanda Barat disebabkan oleh ketidak tahuan mereka akan ajaran Islam. Adalah kewajiban ummat Islam sendiri untuk menjelaskan Islam kepada mereka sehingga mereka tercerahkan.

Fakta menunjukkan bahwa setelah berbagai peristiwa yang menyakitkan ummat Islam seperti pembakaran Al-Quran dan pembuatan kartun Nabi Muhammad, terdapat kecenderungan yang tinggi di masyarakat Barat untuk mengkaji Islam. Tidak sedikit diantara mereka yang akhirnya memeluk agama Islam setelah peristiwa tersebut.

Sementara itu, Asyari Usman, wartawan senior BBC, dalam dialog mengenai kiat sukses bekerja di UK menyatakan bahwa dari tahun ke tahun, sangat terasa perbedaan perlakuan terhadap muslim di UK. Di awal tahun 80-an, ketika pertamakali berkarir di BBC, Asyari merupakan satu-satunya warga Muslim di kantor tersebut.

Kemudian beberapa rekan dari Arab dan Somalia ikut bergabung dan menjadikan ruangan fotokopi sebagai tempat shalat. Saat ini, jumlah tersebut sudah sangat besar, bahkan sudah disediakan fasilitas tempat shalat. Hal senada juga disampaikan oleh panelis lainnya yaitu Bernardi Pranggono, dan Ali Syofyan, keduanya doktor lulusan universitas ternama di UK dan menapaki karir di UK sebagai pekerja professional.

Selain seminar dan diskusi, KAG-2010 ini juga dimeriahkan dengan penampilan operet anak Al-Imanu Kidz. Al-Imanu Kidz adalah kelompok pengajian anak di Newcastle yang diasuh oleh Fitria Heny, seorang Dokter yang saat ini sedang mendampingi suaminya yang sedang tugas belajar di UK.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) London pun ikut berpartisipasi dalam acara tersebut dengan membuka layanan konsultasi seperti perpanjangan paspor dan lapor diri bagi warga Indonesia yang baru datang ke UK.

Acara KAG-2010 ditutup oleh Bapak Dwi Kurnia Indrana Miftach (Minister Counsellor) mewakili Duta Besar Indonesia untuk Inggris dan Irlandia yang berhalangan hadir dan dilanjutkan dengan bazaar makanan khas Indonesia. (Ritzal405)

IDENTITAS PENULIS
Artikel ini ditulis oleh Yosritzal yang merupakan Dosen Universitas Andalas yang saat ini sedang menmpuh study S3 di Newcastle University. Saat ini sedang diamanahi Jabatan sebagai Ketua Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (Kibar) 2010-2011.