Seminar Dakwah Walisongo: ‘Dakwah Tidak Memiliki Akar Kekerasan’

”Era Walisongo adalah masa berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa,” ungkap H Sudarno Hadi, Sekretaris Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (Dewan Da’wah) Jawa Timur, sebelum membuka Seminar Dakwah Walisongo yang digelar Dewan Da’wah Jatim di Aula Masjid Al Hilal, Jalan Purwodadi Raya, Surabaya, Ahad (3/10).

‘’Dakwah Walisongo menggunakan pendekatan kultural, yang diikuti oleh generasi penyebar Islam berikutnya. Jadi, kalau saat ini ada aksi kekerasan yang mengatasnamakan dakwah Islam, itu ahistoris. Dakwah di Indonesia tidak memiliki akar kekerasan,’’ lanjut Ustadz Hadi.

‘’Kami para da’i Dewan Da’wah juga menolak stigmatisasi yang gencar dibangun belakangan ini, bahwa aktivis dakwah identik dengan kekerasan atau terorisme,’’ tandasnya.

Karena itu, Dewan Da’wah Jawa Timur mendukung desakan sejumlah pihak agar dilakukan audit akuntabilitas terhadap Densus-88. ‘’Audit ini harus dilakukan oleh Indonesia sendiri, dan bukan oleh Australia yang hanya membela tahanan RMS yang katanya diperlakukan tidak secara manusiawi oleh Densus,’’ tutur Kyai Imam.

Seminar Dakwah Walisongo ini dihadiri sekitar 200 yang terdiri akademisi, praktisi pendidikan, dan para da’i Dewan Da’wah yang bertugas di berbagai daerah di Jawa Timur. Tampil sebagai pembicara, Prof H Ali Mufrodi, guru besar sejarah kebudayaan Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan Prof Aminuddin Kasdi, guru besar sejarah Universitas Negeri Surabaya.

Seminar ini juga dihadiri utusan IMAN dari Provinsi Selangor, Malaysia. IMAN merupakan wadah sekitar 40 LSM seperti Abim, Wadah, Koperasi Belia, dan sebagainya.

‘’Utusan Malaysia sebanyak 16 orang tersebut adalah tamu kehormatan seminar ini,’’ kata Ustadz Sudarno Hadi, yang juga ketua panitia seminar. Ia menegaskan, kemitraan dan persaudaraan muslim dengan Malaysia sudah berlangsung lama. ‘’Tamu kehormatan ini juga mengunjungi situs-situs dakwah peninggalan Walisongo di Jawa Timur, karena mereka juga menghormati dan menghargai jasa Walisongo,’’ ucap Sudarno.

Dalam seminar ditandatangani pula MoU antara IMAN dan Dewan Da’wah untuk saling meningkatkan dakwah melalui program bersama. Penandatanganan dilakukan oleh Yang Dipertua IMAN Haji Nik Mohd Yusof Ismail, dan Direktur LAZIS Dewan Da’wah Ade Salamun. (bowo)