Surat Tanggapan Atas Artikel “Generasi Micin : Bahaya MSG Bagi Kesehatan”

Lalu ada pula sebuah studi kasus yang diverifikasi lagi pada tahun 2012 dengan model kucing, tentang penyakit non-alkohol hati berlemak yang mengunduksi efek pengaruh makanan MSG pada penyakit trans lemak-induksi (penelitian Collison et al, 2012).

Sejak tahun 2012, MSG telah digunakan dalam percobaan untuk menyebabkan kerusakan hati atau otak (penelitian Horvath et al, 2013) yang menyelidiki perkembangan saraf dengan menggunakan MSG untuk menghambat pengembangan syaraf secara tepat.
Sekarang cukup jelas bahwa dampak negative MSG pada dasarnya telah “menghajar secara perlahan” minimal hati dan otak semua hewan mamalia, termasuk kepada manuasia tanpa kecuali, dan bukan hanya orang-orang yang hipersensitif.

Untuk menempatkan masalah yang mengerikan ini dalam perspektif kita adalah: kita telah beralih dari menyimpulkan melalui meta-analisis bahwa MSG memiliki efek nyata negatif jika menggunakannya dan menyebabkan masalah neurologis dalam model tikus.

Menurut kami, tulisan tentang MSG di atas adalah tidak bersandarkan kepada metode penelitian yang sahih untuk suatu kesimpulan suatu penelitian dan pemberian MSG terhadap hewan dalam penelitian tersebut tidak menggunakan dosis yang tepat dan melalui injeksi secara langsung, sedangkan MSG adalah Bahan Tambahan Pangan yang digunakan untuk makanan yang diolah untuk dimasak dan digunakan secukupnya, dengan demikian kesimpulan bahwa MSG itu berbahaya buat kesehatan adalah tidak benar.

Dari hal tersebut di atas perlu kami meluruskan dan menjelaskan sbb:

MSG/Vetsin/Mecin/Pecin adalah Bahan Tambahan Pangan Penyedap Rasa yang terbuat dari bahan alami (Tetes tebu) melalui proses fermentasi.

Kandungan zat dalam MSG ada 3 yaitu: Asam Glutamat, Natrium (Garam) dan Air, sebagai zat utama adalah Asam Glutamat yang merupakan Asam Amino yang tidak berbeda Asam Glutamat yang terkandung dalam makanan alami sehari hari seperti: Tomat, Susu, Keju dsb.