Warga Muslim Yogyakarta Adukan Tayangan King Sulaiman ke KPID DIY

sulaimenRabu, 24 Desember 2014 pukul 13.00 beberapa warga atas nama umat muslim Yogyakarta datang ke KPID DIY di Kompleks Plaza Informasi JL.Brigjend Katamso Yogyakarta. Kehadiran mereka ke KPI ini adalah dalam rangka memenuhi undangan komisioner untuk melakukan audiensi, berkenaan dengan aduan via sms tentang tayangan King Suleiman yang sudah cukup meresahkan publik. Rombongan yang terdiri dari aktivis mahasiswa (ISI Yogyakarta & UIN Suka), guru, dosen, penulis buku remaja, pengusaha dan awak media ini disambut hangat ketua dan anggota Komisi Bidang Siaran yaitu Sapardiyono dan Ahmad Ghazi.

Ridwan sebagai juru bicara warga menyatakan bahwa serial yang mulai diputar Senin lalu di ANTV ini sarat berisi distrosi sejarah sehingga bisa menimbulkan persepsi yang keliru tentang sejarah Islam. “Tentu saja ini akan menodai Islam sekaligus Khilafah sebagai salah satu ajarannya yang agung. Sangat banyak adegan-adegan yang tidak pantas, berupa intrik politik, pembunuhan, akhlak buruk sang tokoh sultan, serta adegan cabul yang mewarnai film, yang tidak layak dikonsumsi publik.”, tukasnya.

Ustadz Nurwidi dari SKI UIN Sunan Kalijaga mengatakan bahwa sumber fiksi seperti yang menjadi acuan dalam film ini sama sekali tidak bisa dijadikan rujukan dalam kajian ilmiah. Sudah begitu, fiksi ini juga bermasalah dari sisi kontennya. Muhammad Nazir dari mediaumat.com menambahkan bahwa hadirnya film ini disaat penerimaan masyarakat terhadap isu khilafah sudah mulai bagus, disinyalir memiliki maksud tertentu, yaitu propaganda yang membuat masyarakat fobia terhadap Khilafah.

Pertemuan ini diselingi tanya jawab seputar mekanisme kerja KPI sebagai pengawas kegiatan penyiaran, mulai dari pengaduan, pemberian teguran, hingga pemberian sanksi. Masing-masing anggota rombongan yang hadir juga mengisi form aduan untuk menjelaskan keluhan dan keresahan mereka terhadap tayangan televisi ini. “Karena itu kami meminta kepada KPI agar dapat menghentikan secara permanen tayangan tersebut dan tayangan sejenis yang berpotensi merusak akhlak dan akidah bangsa”, demikian salah satu tulisan dalam form aduan warga.

Ahmad Ghazi menyampaikan apresiasi atas kehadiran warga ini. “Justru inilah yang kami tunggu-tunggu. Kami selaku pihak yang diberi mandat oleh pemerintah sekaligus rakyat memang bertugas memberantas tayangan-tayangan buruk, tidak bermoral, dan tidak edukatif. Adanya aduan dan keluhan warga sangat membantu memperkuat argumentasi kami dalam memberantas tayangan semisal”. (erteka/angkringandakwah.com)