Ini Alasan Kenapa Angkatan Muda Saudi Enggan Dukung Kemerdekaan Palestina

Eramuslim – Perbedaan sikap antara Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) dalam isu Palestina belakangan kian terpampang jelas.

MBS jelas sangat mendukung keberadaan Israel dan dilaporkan pernah mengatakan Palestina seharusnya tutup mulut atau berdamai dengan Israel.

Raja Salman sebaliknya kembali menegaskan pendiriannya untuk tetap mendukung Palestina untuk menjadi negara yang merdeka sepenuhnya. Dia bahkan menyatakan rencana damai yang dibuat Presiden Amerika Serikat Donald Trump harus mengikutsertakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

Dilansir dari laman Haaretz, Senin (6/8), pengamat dari Universitas Tel Aviv Haisam Hassanein memandang negara Teluk, khususnya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, kini tengah mengalami perubahan sosial politik yang memperlihatkan ada perbedaan sikap generasi tua dan muda, salah satunya dalam isu Palestina.

Angkatan tua Saudi yang tumbuh di era 1950-an dan 1960-an di era berkibarnya nasionalisme Arab memandang Palestina sebagai isu yang menggerakkan segala peristiwa di Timur Tengah.

Saudi tidak pernah benar-benar menyerukan nasionalisme Arab, mereka memakai isu Palestina untuk mengkritik lemahnya solidaritas Arab.

Di sisi lain, angkatan muda yang diwakili oleh MBS dan Muhamad bin Sayed (MBZ), putra mahkota UEA di Abu Dhabi memperlihatkan sikap yang bertolak belakang dengan angkatan tua. Mereka lebih mengutamakan politik saat ini ketimbang nostalgia politik.