Ini Kata Diplomat AS Jika Umat Islam Tidak Rebut Kembali Al Quds

Eramuslim – Seorang diplomat AS menyebut keputusan Presiden Donald Trump mendeklarasikan Al Quds sebagai ibukoat Zionis Israel dan memindahkan kedutaan AS ke kota tersebut merupakan sebuah kesalahan besar yang didorong oleh kepentingan politik domestik Paman Sam.

Diplomat yang juga pakar dalam hubungan Timur Tengah menyebut keputusan Trump diambil dengan alasan konsekuensi strategis internasional, lansir Aljazeera, Rabu (13/12).

“Tidak lama setelah menjabat hampir setahun yang lalu, Presiden Trump terlihat telah membangkitkan harapan akan proses baru perdamaian Timur Tengah versinya dengan mengadakan serangkaian pertemuan dengan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas di Washington, Bethlehem dan New York,” ujar diplomat tersebut.

Namun setelah Trump mengumumkan secara resmi AS mengakui Al Quds sebagai ibukota Israel dan akan memulai proses pengalihan kedutaan AS ke Yerusalem dari Tel Aviv, keputusan nyeleneh ini menimbulkan keraguan bagi rakyat Palestina, serta para analis Timur Tengah mengenai peran AS sebagai perantara kesepakatan damai potensial.

“Pernyataan Trump ini membangkitkan kecemasan, tekanan, kemarahan, kebencian secara menyeluruh karena ini tidak hanya masalah hukum atau politik, ini adalah politik identitas,” ujar Husam S Zomlot, kepala Delegasi Umum PLO untuk AS, dalam sebuah panggilan telepon dengan wartawan di Washington pada hari Senin (11/12).