Ini Kisah Takluknya Ransomware di Tangan Seorang Blogger

Eramuslim.com – Serangan virus ransomwire bernama WannaCry telah membuat panik ratusan negara.

Virus itu tiba-tiba masuk ke dalam sistem komputer dan mengunci seluruh aplikasi dan data komputer. Hacker yang menyebarkan virus ini kemudian meminta tebusan dalam bentuk bitcoin.

Namun, sebaran virus tersebut berhasil dihentikan oleh seorang blogger muda asal Inggris. Tak hanya menghentikan, ia bahkan berhasil mengendalikan virus tersebut.

Marcus Hutchins (22) langsung menjadi pahlawan dan mendapat pujian oleh para ahli IT dunia.

Namun dengan merendah, Hutchins (menolak disebut pahlawan karena menurutnya, ia juga menemukan cara itu “secara kebetulan”.

Namun, siapa sangka, di balik kerendahan hati Hutchins, ia ternyata pernah diskor di sekolahnya karena coba-coba menjadi hacker.

Berbicara kepada The Daily Mail, Senin (15/5/2017), tahun 2010 dia diskors oleh para guru setelah dituduh melakukan hacking terhadap sistem sekolahnya.

“Server sekolah telah diserang dan jaringannya sedang down Saya sedang online saat itu dan melihat jaringan melambat. Mereka memberi saya beberapa dokumen yang menunjukkan bahwa saya sedang online saat itu dan mengobrol dengan teman-teman saya di jaringan sekolah.”

“Lalu begitulah, saya diskors untuk sesuatu yang tidak pernah saya lakukan,” kata Hutchins yang saat ini bekerja sebagai peneliti di Kryptos, sebuah perusahaan intelijen ancaman berbasis komputer di Los Angeles.

Hutchins juga dilarang menggunakan komputer yang tersambung ke internet, yang berarti dia harus menyelesaikan seluruh tugas-tugas sekolah dengan kertas.

Alhasil, dia pun gagal dalam ujian.

Namun, pakar cybersecurity otodidak ini kini jadi pahlawan. Ia diminta membantu Pusat Keamanan Cyber Nasional pemerintah Inggris untuk mencegah penyebaran virus di negara itu, tempat pertama kali WannaCry menyerang NHS Hospital.

Hutchins juga banjir tawaran pekerjaan, namun menolaknya.

“Saya senang melakukan ini karena banyak hal membuat saya merasa berguna,” katanya.

Serangan cyber yang mulai menyebar sejak Jumat pekan lalu itu menyerang perbankan Rusia, kemudian rumah sakit di Inggris, hingga pabrik mobil Renault di Prancis.

Dengan cepat WannaCry yang awalnya dianggap sebagai malware biasa itu kemudian seperti bom atom yang menyebar ke 200 negara hanya dalam waktu dua hari.

Virus itu langsung masuk ke sistem komputer jenis Windows (kecuali Windows 10) yang terhubung dengan internet sehingga komputer apapun tak luput dari serangan.

Serangan tersebut baru berhenti menyebar setelah Hutchins, dibantu oleh Darien Huss dari firma keamanan Proofpoint, mengungkap nama domain yang digunakan oleh malware tersebut.

“Saya jelas bukan pahlawan,” katanya. “Saya hanya seseorang yang melakukan sedikit untuk menghentikan botnet.”

Kepala eksekutif Kryptos Logic, Salim Neino, mengatakan bahwa Hutchins berhasil mengambil alih “saklar pembunuhan” itu Jumat sore waktu Eropa.

Awalnya Hutchins tetap ingin anonim, kecuali menampilkan sosok kucing berkacamata hitam besar sebagai profilnya.

Namun media terus mencarinya sehingga namanya kemudian muncul ke permukaan.(jk/tn)

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/pahlawan-akankah-hanya-menjadi-kenangan-untold-history-eramuslim-digest-edisi-9.htm