Komunis Cina Larang Anak Muslim Hui Ikuti Pelajaran Agama

Warga di Kota Linxia, ibu kota Perfektur Gansu yang disebut wilayah “otonom” untuk warga Hui, sekitar 50 kilometer arah barat Guanghe, mengatakan larangan serupa terjadi di sana. “Kami merasa ini konyol dan mengherankan,” ujar Li Haiyang, seorang imam etnis Hui dari Provinsi timur Henan yang dalam artikel dalam jaringan yang beredar luas, mengecam kebijakan tersebut karena melanggar konstitusi Cina.

Pelarangan tersebut telah disampaikan secara verbal dalam beberapa tahun terakhir, demikian Li, namun penerapannya tidak merata dan sering diabaikan. Langkah yang lebih kuat pada tahun ini menunjukkan pihak berwenang sangat serius dalam hal penegakan hukum, menurutnya.

Pemerintah Prefektur Linxia, yang mengawasi Kota Linxia dan Guanghe, tidak memberikan rincian kebijakan tersebut, namun mengatakan undang-undang Cina mewajibkan pemisahan antara agama dan pendidikan.

“Manajemen urusan agama … mematuhi arah Sinofikasi agama, dan dengan tegas menolak dan melindungi penyebaran dan infiltrasi ideologi religius ekstremis. Menjaga pengelolaan hukum adalah konsep terbesar dalam perlindungan agama,” demikian departemen humas pemerintah Linxia dalam sebuah faks untuk menanggapi pertanyaan dari Reuters.

Panggilan telepon berulang kali ke departemen propaganda biro pendidikan Guanghe tidak dijawab. Menteri Urusan Agama Cina tidak menanggapi permintaan untuk memberikan komentar, namun Kantor Informasi Dewan Kenegaraan mengatakan Cina cukup menjamin hak warga negara atas kebebasan beragama berdasarkan undang-undang, termasuk anak-anak.

“Sementara melindungi semua kebebasan beragama kelompok etnik dan kepentingan hukum lainnya menurut hukum, Cina juga akan secara tegas mencegah dan melakukan tindakan keras terhadap penggunaan agama untuk melakukan kegiatan ilegal,” katanya. (Rol)