Al Sisi, Nasser Baru bagi Mesir ? (4)

as-sisiAhmed Maher, pendiri gerakan massa 6 April yang memicu pemberontakan 2011, mengatakan bahwa pernyataan menteri dalam negeri itu mengkhawatirkannya.

Dia takut tindakan keras anti-Ikhwanul menjadi preseden buruk. “Itu bisa terjadi pada salah satu dari kami,” katanya. “Kami menentang Mursi dan kami menuntut pengundurannya. Tetapi pada saat yang sama kita tidak juga akan membiarkan rezim lama untuk kembali. ”

Pemerintah yang didukung militer mengatakan, pihaknya menginginkan transisi politik sepenuhnya terbuka , termasuk melibatkan ikhwanul muslimin. Pemerintah sementara mendesak kalangan Islam untuk mengambil bagian dalam politik,

Tentara telah berjanji akan mengawal pemilihan umum yang bebas dan adil. Tapi kredibilitas pemilu dikhawatirkan akan direkayasa tanpa partisipasi Islam.

Partai Nour, kelompok Islam , pemenang posisi kedua  setelah Ikhwanul Muslimin  dalam pemilihan parlemen terakhir di Mesir, juga khawatir tentang masa depan Mesir. Partai ini walaupun ikut mendukung peta jalan politik militer tetapi kemudian memisahkan diri dari pemerintah sementara sebagai protes atas pembunuhan pendukung Mursi.

“Semua fakta ini mengindikasikan kita mulai masuk ke suatu periode pembatasan kebebasan,” kata Younes Makhyoun, ketua an Nour kepada Reuters.

Fakta telah terjadi, Pemerintah yang didukung militer telah  menindak keras pada kalangan Islam. Bahkan Ikhwan mengatakan ratusan anggota dan beberapa pemimpinnya telah ditangkap.

(Arby/Dz)