AS Harus Patuhi Protokol Jenewa 1925 dan The Biological Weapons Convention (BWC)

 Bukan itu saja. Berdasarkan declassified documents atau dokumen-dukumen yang sudah tidak lagi dinyatakan rahasia, sama sekali tidak menyingkap apa penyebab kematian maupun nama-nama yang meninggal dunia sesudah menjalani perawatan di laboratorium tersebut. Yang menjadi kekhawatiran utama Igor Giorgadze, kemungkinan menyebarnya wabah virus ke negara-negara tetangga sekitarnya. Termasuk Rusia.

Maka konstruksi cerita tadi, bisa disimpulkan bahwa The Richard Lugar Center for Public Health Research laboratory yang beroperasi di Tblisi, Georgia, merupakan sebuah laboratorium bertujuan ganda ala NAMRU-2 AS yang berada dalam kendali kekuasaan militer dan kementerian pertahanan AS. Laboratorium ini mulai berdiri semasa pemerintahan Presiden Georgia Mikheil Saakashvili.

Seperti halnya juga dengan NAMRU-2 AS di Jakarta, The Richard Lugar Center for Public Health Research laboratory pun tertutup rapat-rapat. Hanya personil Amerika dengan security clearance yang bisa mengakses laboratorium tersebut. Lebih mencurigakan lagi, seperti halnya NAMRU-2 AS di Indonesia, para staf laboratorium yang berkewarganegaraan AS, mendapatkan kekebalan diplomatic(diplomatic impunity) berdasarkan perjanjian AS-Georgia yaitu The 2002 US-Georgia Agreement on defense cooperation.

Sekadar informasi, di dalam negeri AS, sektor kesehatan merupakan wewenang kementerian kesehatan. Namun di luar negeri, sektor merupakan wewenang dari kementerian pertahanan atau Pentagon.

Ada baiknya kita simak liputan dari Eurasia review terkait laboratorium yang berbasis di Georgia ini:

“in 2014 the Lugar Center was equipped with a special plant for breeding insects to enable launching the Sand Fly project in Georgia and the Caucasus. In 2014-2015 years, the bites of sand flies such as Phlebotomins caused a fever. According to the source, “today the Pentagon has a great interest to the study of Tularemia, also known as the fever of rabbits, which is also equated with biological weapons. Distributors of such a disease can be mites and rodents”.

Agaknya, dugaan kuat bahwa the Richard G. Lugar Center in Georgia selama ini merupakan laboratorium rahasia untuk percobaan senjata biologis nampaknya semakin nyata adanya.

AS memiliki 25 laboratorium yang bergerak dalam penelitian biologis yang tersebar di beberapa negara, atas bantuan dana dari  the Defense Threat Reduction Agency (DTRA). Para pengawas dari komunitas internasional tidak diizinkan mengakses laboratorium tersebut.

Meskipun demikian, seorang jurnalis independen Jeffrey Silverman,  berhasil mengadakan investigasi dan memastikan sebuah fakta bahwa pihak militer AS sedang mengadakan penelitian rahasia yang menimbulkan ancaman buat lingkungan hidup maupun warga masyarakat. Dan menegaskan bahwa the Richard Lugar Center, seperti halnya beberapa laboratorium lainnya yang sejenis, terlibat dalam proses menciptakan senjata biologis. Apalagi pada 2018 lalu, di Georgia maupun Ukraina, sempat dilanda wabah penyakit misterius.

Di Kazakhstan, Asia Tengah, yang dulunya tergabung dalam Uni Soviet, pihak militer AS sempat mendirikan laboratorium yang sejenis the Richard Lugar Center di Georgia. Namanya the Central Reference Laboratory. Dan sempat mengundang protes dari warga masyarakat Kazakhstan.