Bumi Itu Bulat atau Datar? (3-TAMAT)

Eramuslim.com -Namun, pada tahun 1937, para karyawan Voliva yang tidak puas membakar gereja besbermain Shiloh Tabernacle tempat pementasan kesengsaraan Yesus dari kunjungannya ke Yerusalem dan mengarah ke eksekusi melalui penyaliban.

 

Tak lama kemudian, Voliva mengalami keterpaksaan kebangkrutan pribadi dan popularitasnya menjadi presiden kehormatan dari Sion Industries berkurang.

Kemudian pemerintahan kota dikembalikan ke pihak independen dan pemerintah baru secara global memerintahkan bahwa Voliva wajib dipaksa untuk menempelkan sebuah stiker pada mobilnya sebagai tanda yang dapat dilihat dan sekaligus dapat dipantau oleh semua orang.

Pada akhirnya, Voliva menghabiskan sebagian besar waktu-waktunya di Florida, dimana ia berharap untuk dapat mendirikan dan memimpin koloni fundamentalis lainnya.

Namun pada tahun 1942 setelah didiagnosa menderita kanker terminal, Voliva membuat pengakuan di depan publik.

Voliva menangis di depan para pengikutnya bahwa ia telah menyalahgunakan dana gereja untuk penggunaan pribadi dan berkomitmen kepada plot kejahatan-kejahatan lainnya.

Tak lama kemudian pada 11 Oktober 1942, Voliva akhirnya meninggal dunia akibat kanker yang dideritanya.

Padahal sebelumnya, dia pernah menyatakan bahwa dirinya akan hidup selama 120 tahun karena pola makannya dari kacang Brasil dan buttermilk.

Kemudian semua aliran dari sekte gereja yang pernah dipimpinnya dibubarkan seluruhnya. Sebuah gereja sisa kecil dari sekte Voliva kemudian di re-organisasi dibawah kepemimpinan Michael Mintern. Gereja itu kemudian berganti nama menjadi “Christ Community Church”.

Dan kini, aliran kepercayaan bahwa Bumi datar bagaikan telor ceplok yang didengungkan dengan keras oleh Wilbur Glenn Voliva sebagai pendukung terkemuka bahwa Bumi Datar, entah kenapa mencuat lagi.

Walau tak dapat dibuktikan dengan persamaan rumus baik dari hukum matematika ataupun hukum fisika, namun yang percaya jumlahnya banyak. Teori usang pra-Islamic yang kembali dipopulerkan oleh illuminatis ini, semua hanya bersifat objektif, dan hanya sekedar opini yang tak dapat dibuktikan secara ilmu pengetahuan modern dan juga tak bisa menjelaskan bagaimana terjadinya Aurora di kedua kutub Bumi dan banyak fenomena alam lainnya.

Anehnya, melalui sudut agama, mereka juga percaya bukan pada ilmuwan dan ilmu astronomi, namun lebih percaya kepada orang yang menafsirkan Alquran, yang mana penafsirnya tak mempelajari Sastra Alquran yang otomatis tak mengerti apa yang dimaksud oleh kitab suci itu.(TAMAT/kl)

Source link