Fenomena Hisbullah (Bag.1)







Party of God atau Hisbullah kiranya layak mendapat tempat tersendiri dalam catatan emas pergerakan Dunia Islam di abad ke-21 ini. Keunikan, kekuatan, serta kaderisasi yang dimiliki Hisbullah, terlebih setelah mengalahkan Zionis-Israel dalam perang satu bulan yang berlangsung di wilayah Lebanon Selatan pada 12 Juli 2006 sampai 14 Agustus 2006.

Hisbullah awalnya merupakan satu partai politik Syiah di Lebanon dan secara ideologis sangat dekat dengan Iran yang didirikan pada tahun 1982. Bahkan secara ideologis pula, Hisbullah mengacu pada ajaran Walayat al-Faqih yang dikembangkan Khomeini, pemimpin revolusi syiah Iran. Bahkan banyak kalangan menyatakan, jika ingin melihat ruh dari Hisbulah, lihatlah perjuangan syiah Khomeini di Iran.

Di awal pendiriannya, Hisbullah sudah menyatakan sebagai kelompok yang akan mengusir penjajahan Zionis-Israel di Lebanon Selaran. Namun secara resmi, Hisbullah baru dideklarasikan pada 16 Februari 1985 saat Syaikh Ibrahim al-Amin menyatakan membentuk satu kelompok tersendiri.

Sebagai sebuah partai politik, Hisbullah ikut memainkan peran yang cukup besar dalam peta politik di Lebanon. Dari hasil pemilu 2005, Hisbullah berhasil memboyong 14 kursi dari 128 kursi yang ada. Berarti mendapat kursi lebih dari 10%.

Fenomena Hisbullah

Banyak pengamat terkaget-kaget ketika usai menang melawan Zionis-Israel, di mana ribuan rumah penduduk selatan Lebanon hancur, belum lagi kehancuran yang mendera infrastruktur umum seperti jalan raya, gedung rumah sakit, perkantoran, jembatan, pasar, dan sebagainya, kepada setiap kelapa keluarga yang rumahnya hancur, Hisbullah memberi uang kontan yang cukup besar dalam waktu singkat, sehingga keluarga-keluarga tersebut bisa membangun kembali rumah-rumahnya dengan lebih layak. Sesuatu hal yang pemerintah Republik Indonesia saya tidak mampu. Dari hal ini jelas, pemerintah Indonesia jauh lebih miskin ketimbang milisi bernama Hisbullah. Jika dibanding pemerintah Indonesia saja Hisbulah jauh lebih makmur, apatah lagi dibanding dengan partai-partai politik yang di Indonesia masih saja menadahkan tangan mereka kepada pemerintah agar selalu dikucurkan uang operasional dalam jumlah “recehan”.

Kekuatan Hisbullah dalam bidang finansial inilah yang membuat partai ini mampu untuk melebarkan sayap ke berbagai bidang, dari urusan sosial-pendidikan, hingga militer, dari urusan mencetak buku-buku dan koran hingga membangun stasiun televisi satelit empat bahasa yang daya pancarnya sudah melampaui antar benua.

Kekuatan keuangan yang dimiliki Hisbullah ini tidak serta merta memabukkan para pemimpinnya untuk hidup dalam kemewahan. Walau sangat kaya raya sebagai partai politik, para pemimpin Hisbulah hidup dengan hidup sesuai dengan apa yang dibutuhkan, bukan sesuai dengan apa yang diinginkan. Jihad merupakan satu kata yang paling sering dilontarkan para pimpinan partai fenomenal ini. Tentu saja, yang dimaksud adalah jihad dalam bentuk perang melawan Zionis-Israel. Dan tidak ada satupun qiyadah di Hisbullah yang menganjurkan agar anggotanya banyak-banyak jalan ke mall.

Salah satu kampanye utama Hisbullah sejak awal berdirinya hingga hari ini adalah kampanye Jihad Al-Bina, yaitu gerakan untuk membangun perekonomian umat secara bersama-sama, nyata, dan kongkrit, di mana Hisbullah menyediakan anggaran finansil yang tidak sedikit yang bisa dipinjam oleh rakyat Lebanon yang ingin membuka atau mengembangkan usahanya. Gerakan ini sangat kongkrit dan langsung menyentuh lapisan akar rumput sehingga partai Hisbullah kian lama kian besar bahkan perannya sekarang mampu menyaingi kinerja pemerintah Lebanon yang resmi.

Jadi bukan sebatas anjuran di mimbar-mimbar, bukan sebatas tausiah di pertemuan-pertemuan. Hisbullah bukan Multi Level Marketing (MLM) di mana ciri yang paling kasat mata dari sistem ini adalah para pemimpinnya kaya raya, sejahtera, dan makmur, hasil dari perjuangan dan kerja para anggota di bawahnya yang hidupnya tetap saja berkubang dalam kemiskinan.

Salah satu yang mendasari gerakan Jihad Al-Bina ini adalah kenyataan di lapangan, di mana banyak rakyat Lebanon menderita akibat perang dan konflik yang berkepanjangan. Sebagai sebuah partai dakwah, Hisbullah tergerak untuk membangunkan umat agar mampu menjadi umat yang kuat dan mandiri. Sebab itu, Hisbullah sangat konsern dengan pembangunan di bidang perekonomian umat, bukan perekonomian kapitalistis yang secara sangat bagus bisa dilihat dalam sistem MLM.(bersambung/rizki)