Jejak Berdarah Prancis Dalam Menjajah Negara-Negara Islam (Bag.1)

Bahasa Arab juga diupayakan dihapus sebagai bahasa resmi yang digunakan masyarakat Berber. Warga Aljazair diperintahkan menggunakan bahasa Prancis dalam kehidupan sehari-hari.

Pada 1847, Prancis membuat peraturan code de i’indengenat, yang memakan banyak korban dari umat Islam. Hukuman ini diberlakukan karena Prancis menilai banyak masyarakat Muslim yang tidak patuh dengan melakukan pengkhianatan terhadap Prancis.

Aljazair dijajah Prancis selama 132 tahun dan merdeka pada 1962 setelah perang berdarah selama tujuh tahun yang menewaskan satu juta orang Aljazair menurut pemerintah Aljazair. Salah satu tokoh yang terkenal menggaungkan perlawanan terhadap Prancis yaitu Abdul Qadir al-Jaza’iri. Maka Aljazair dikenal sebagai negeri seribu syahid karena ribuan orang tewas saat berupaya mempertahankan agama dan identitas mereka pada masa penjajahan Prancis.

Prancis sempat membawa puluhan tengkorak pejuang Aljazair anti-kolonial untuk disimpan di Museum Manusia di Paris. Aljazair pun pada 2011 meminta agar tengkorak tersebut dikembalikan untuk dimakamkan dengan layak, tetapi, Prancis menolaknya.

Di masa Presiden Emmanuel Macron, 24 tengkorak pejuang Aljazair dikembalikan, meski terbilang telat selama bertahun-tahun. Salah satu tengkorak adalah seorang pemimpin perlawanan bernama Syeikh Bouzian yang ditembak dan dipenggal Prancis.

Pengembalian itu baru dilakukan pada awal Juli 2020 lalu. Presiden Aljazair saat ini, Abdelmadjid Tebboune menyampaikan, para pejuang ini telah kehilangan hak asasi mereka selama lebih dari 170 tahun untuk dikuburkan secara layak.

  1. Mesir

Penjajahan Prancis di Mesir berlangsung sekitar 3 tahun dari 1798 sampai 1801. Napoleon Bonaparte termasuk yang berperan agar Prancis menduduki Mesir. Upaya ini merusak sistem dan budaya Mesir. Hingga akhirnya, Deklarasi Jihad melawan penjajah Prancis pun disampaikan penguasa Turki Sultan Salim III melalui Gubernur Suriah pada September 1798.