Jenderal Yoga Tentang Sikon Menjelang G30S (3): Perang Urat Syaraf

Eramuslim.com – Dalam peperangan, baik perang fisik maupun non fisik, dikenal ada suatu divisi dan sekaligus senjata perang yang disebut perang urat syaraf. Yaitu suatu bentuk perang dalam menggalang opini objek sasaran agar menjadi dan mengikuti apa yang diinginkan. Perang urat saraf ini sudah ada semenjak zaman kerajaan kuno, bahkan secara substansi sudah ada semenjak awal peradaban manusia, sejalan dengan perasaan kejiwaan manusia.

Perang urat syaraf berkembang sesuai zaman dan perkembanganteknologinya, semakin lama semakin canggih dan semakin banyak varian dan metodenya. Dalam bahasa yang sederhana, perang urat syaraf adalah propaganda ofensif menggunakan segala cara dan media dari sesuatu pihak guna mempengaruhi dan menggalang kondisi psikologis, pikiran, sikap, dan pada akhirnya perbuatan dari masyarakat maupun pihak yang menjadi target sasaran. Olehsebab itu perang urat syaraf bisa berupa penyesatan opini sertamanipulasi data dan fakta.

Di zaman kerajaan Majapahit, perang urat syaraf dilancarkan Gajah Mada dengan menghembuskan bahwa Raja Jayanegara telahwafat di persembunyiannya, guna mengetahui reaksi masyarakat luas dan para elite kerajaan Majapahit. Dengan itu bisa diketahui siapa kawan siapa lawan. Padahal Raja Jayanegara masih sehat walafiat.

Pada pra dan saat berlangsungnya Gerakan 30 September olehDewan Revolusi, hawa perang urat syaraf dalam berbagai bentuk dan modelnya sangat keras menerpa. Aneka penyesatan informasidan framing atau penggalangan serta pembingkaian opini bisadirasakan, tetapi sulit dibuktikan. Akibatnya masyarakat mudahbingung, terombang-ambing antara isu yang satu dan yang lain.

Salah satu perang urat syaraf yang sedang berlangsung tatkala Yoga baru tiba kembali di tanah air awal Februari adalah kasus pro kontra Badan Pendukung Soekarnoisme, disusul gelombang anti Amerika Serikat, dan pengusiran William Palmer, kemudianpenemuan dokumen Gilchrist, istilah dan seruan Ganyang KapitalisBirokrat—Setan Kota dan Setan Desa, Kebudayaan Setan, Ideologi Setan, isyarat Senam Revolusioner, Ibu Pertiwi Hamil Tua, dan lain-lain.

Kelak, kita mengetahui dari pengakuan agen intelijen Cekoslovakia, Ladislav Bittman yang bekerja sama dengan intelijen Uni Soviet, menggalang perasaan dan gerakan anti Blok Barat khususnya Amerika Serikat di berbagai belahan bumi termasukIndonesia. Di Indonesia dilancarkan apa yang disebut Operasi Palmer dan penyebaran dokumen palsu Gilchrist. Kedua, operasi ini semula berjalan baik sesuai scenario mereka, tetapi pada ujung akhirnya gagal dan berbalik menjadi bumerang lantaran PKI berpaling dan mengikuti skenario Beijing (Ladislav Bittman,The Deception Game, Syracuse UniversityResearch Corporation 1972).