Ketika Amerika pun Tunduk dan Bayar Pajak kepada Khilafah Utsmani

Eramuslim.com – Kekhalifahan Turki Itsmaniyah pada masanya sangat disegani dan ditakuti oleh armada perang AS sekali pun. Inilah salah satu potret zaman keemasan umat Islam dunia setelah masa para Rasulullah SAW, para shahabat, dan tabiin.

Hampir 1400 tahun usia kekhalifahan ini berdiri, sampai pada tanggal 3 Maret 1924 M Kekhilafahan resmi dihapuskan oleh Mustafa Kemal Ataturk, tokoh sekuler dan liberalis Turki yang ketika mati, bumi pun tidak mau menerima jasadnya sehingga bangkainya masih disimpan di sebuah kotak dan tidak bisa dimasukkan ke dalam tanah.

Meskipun Khilafah pada masa itu masih terdapat kekurangan dan kelemahan di sana sini, namun hal ini bukanlah kesalahan fatal, dan pada masa itu Umat Islam terjamin keamanan dan kesejahteraanya. Setelah Khilafah runtuh, umat Islam yang banyak kekuatannya hanya seperti buih di tengah lautan, terombang-ambing tidak keruan, bahkan banyak orang yang mengaku Islam malah menjadi anjing-anjingnya Firaun. Mereka inilah yang telah dengan murah menukar akheratnya dengan dunia yang fana.

Salah satu bukti bahwa Kekhilafahan merupakan negara adidaya, kita bisa mengetahuinya dari tulisan Sharique Naeem, beliau adalah seorang insinyur, komentator politik dan penulis. Tulisan-tulisannya diterbitkan di surat kabar-surat kabar nasional Pakistan, Bangladesh, India, Yaman dan Iran.

Kehebatan Angkatan Laut Kekhalifahan

Ketika  armada laut Amerika Serikat mulai berlayar di perairan internasional. Pada tahun 1783,  dalam waktu 2 tahun, kapal-kapal tersebut ditangkap oleh kapal laut Kekhilafah Turki Usmani, karena melewati wilayah laut Khilafah, di dekat Aljazair, tanpa mendapatkan izin.

Penangkapan kapal-kapal itu, memaksa AS membujuk dan mengakui kedigdayaan Khilafah. Pada tahun 1786, Thomas Jefferson yang kemudian menjadi duta besar Amerika untuk Perancis dan John Adams yang kemudian menjadi duta besar Amerika untuk Inggris, bertemu di London dengan Sidi Haji Abdul Rahman Adja duta besar Negara Khilafah untuk Inggris. Pertemuan ini dalam rangka menegosiasikan sebuah perjanjian perdamaian antar kedua belah pihak AS dan Khilafah, yang akan didasarkan pada pendanaan dari pemungutan suara di kongres.

Menariknya setelah pertemuan itu, 2 wakil dari Amerika  yang nantinya menjadi Presiden Amerika,  menyebarkan fitnah di depan Kongres AS. Mereka berkata, alasan negara Khilafah memusuhi Amerika,“…bahwa (Kekhalifahan) didirikan berdasarkan Hukum Nabi mereka, bahwa hal itu ditulis dalam al-Quran mereka; bahwa semua negara yang tidak mengakui otoritas mereka adalah negara yang berdosa; bahwa hak dan kewajiban mereka untuk berperang terhadap negara-negara itu di mana saja mereka bisa ditemukan…; dan bahwa setiap Musselman (Muslim) yang terbunuh dalam peperangan pasti akan masuk surga.”