Kisah Lengkap Insiden Senin Subuh Berdarah – 51 Pendukung Mursi Gugur (3)

Cairo massacre graphicDua ratus meter dari lokasi kejadian , di sebuah apartemen penthouse, Seif Gamal terbangun akan  kebisingan kota. Seorang insinyur yang berusia 40-an yang menggambarkan dirinya sebagai tidak  terafiliasi dengan gerakan politik apa pun, Gamal dan keluarganya telah terkesima oleh kehadiran para demonstran.

Dia melihat keluar untuk melihat apa yang terjadi dan menyebabkan alarm berbunyi . Ia melihat ke arah timur  tepatnya di jalan Salah Salem, dekat masjid Mostafa, terlihat beberapa kendaraan lapis baja polisi, diikuti oleh orang-orang bersenjata.

“Banyak kendaraan polisi lapis baja datang dengan banyak tentara,” kata Gamal, yang namanya telah diinisialkan  untuk menghindari pembalasan dari pihak keamanan negara. “Mereka (para pihak keamanan) datang perlahan dan berhenti dengan jarak 100 meter dari barikade sebelum mereka mulai menembakkan banyak gas air mata -. Diikuti, sekitar dua menit kemudian, mereka menyerang dengan banyak senjata api”  Gamal mengatakan tidak jelas pada tahap ini apakah mereka (pihak keamanan) menembakkan peluru.

Menyadari apa yang ia saksikan, Gamal mengambil kamera dan mulai merekam adegan di video. Waktu pada jam tangannya, adalah 03:26 dini hari . Rekaman itu kemudian diunggah oleh seorang temannya ke YouTube.

Udara disekitarnya sudah sangat kental dengan gas air mata polisi, dan banyak pengunjuk rasa terlihat berkumpul di barikade Barat untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Di sisi berlawanan, pengunjuk rasa seusai shalat subuh berlari ke arah barikade timur, dekat masjid Sayeda Safiya – di mana serangan serupa pun terjadi.

“Ketika kami selesai shalat, kami bergegas ke sumber suara kerusuhan , karena kami pikir itu serangan dari  preman,” kata Dr Mohamedi. “Tapi ketika kami sampai di sana, kami menemukan bukan preman tetapi pasukan keamanan yang menembakkan gas air mata. Gas air mata itu berasal dari kendaraan tentara , kemudian tentara mulai berbaris menuju arah kita para demonstran kemudian mereka mulai menembaki kami.”

Gamal memiliki pandangan yang jelas dan bersikeras bahwa serangan itu tak beralasan. “Saya yakin itu,” kata Gamal. “Polisi menembak yang menembak pertama. Aku tidak melihat sepeda motor, dan saya tidak mendengar ada suara tembakan sebelumnya.” Dia menambahkan bahwa hanya tongkat yang menjadi satu-satunya senjata yang dipegang oleh para pengunjuk rasa. “Itu bukan reaksi terhadap serangan. Tidak ada serangan dari para demonstran. Mereka hanya sedang sholat. Polisi yang mendatangi mereka. Dan saya yakin serangan itu direncanakan.” (Bersambung…/Dz)