Membaca Pokok-Pokok Geostrategi Cina di Jalur Sutra (1)

1) pekerja/buruh murah tetapi berkualitas tinggi, disiplin, berpendidikan namun tidak memiliki serikat buruh;

2) aturan kesehatan dan keselamatan yang minimal;

3) aturan lingkungan dan penegakkan hukum yang longgar;

4) peran penanaman modal asing yang memberikan kekuatan dan dorongan;

5) bentuk organisasi industri sangat efisien dikenal dengan istilah gugus jaringan (network clustering);

6) sistem yang rumit serta pemerintah mendukung pemalsuan dan pembajakan;

7) mata uang yang “memiskinkan tetangga Anda” dan nilai diturunkan terus-menerus;

8) subsidi pemerintah secara besar-besaran terhadap industri yang dipilih;

9) hambatan perdagangan proteksionis “tembok besar” terutama bagi industri yang baru didirikan.

Itulah sembilan penggerak strategi Harga Cina menurut Navarro yang mampu meningkatkan laju ekonomi Cina. Katanya, dari sembilan langkah di atas, ternyata cuma satu yang sesuai aturan organisasi perdagangan dunia (WTO) sedangkan delapan lainnya melanggar aturan WTO.

Nah, dalam skenario kekacauan internal nantinya, agaknya delapan langkah ilegal terhadap WTO ini diprakirakan sebagai salah satu kontribusi yang dapat meletuskan bom molotov di internal Cina, selain masih banyak faktor-faktor lain sebagai penyebab.

Bahwa antara kapitalis dan komunis itu serupa tetapi tak sama. Berbeda rupa tetaplah sama. Secara ideologis, kedua ideologi itu wataknya sama yakni mengurai pasar seluas-luasnya serta mencari bahan baku semurah-murahnya. Maka, monopoli —ruh penjajahan— merupakan metode baku keduanya. Sedang perbedaannya, hanya di tata kelola (governance) saja. kapitalisme dikuasai oleh sekelompok kecil partikelir/swasta, sementara komunisme dikendalikan segelintir elit negara. Di sini, konsep keadilan sosial menjadi terabaikan dimana secara risiko, menyimpan embrio atau potensi gejolak sosial politik.

(Bersambung ke Bag 2)

Sumber