Membaca Pokok-Pokok Geostrategi Cina di Jalur Sutra (6)

Eramuslim.com – Inti geopolitik adalah ruang (living space) atau lebensraum. Esensi geostrategi ialah modus yang tepat atau tata cara guna memperoleh/meraih tujuan. Lantas, inti geoekonomi? Jika di era kolonialisme purba, substansi geoekonomi itu rempah-rempah, maka di era modern kini makna geoekonomi adalah air (bersih), pangan dan energi (water, food and energy security). Ketiga diksi di atas seolah-olah terpisah (geopolitik-geostrategi-geoekonomi), namun dalam praktik harus dinarasikan pada “satu tarikan nafas”. Ibarat orang minum kopi, selain meraih gelas, kemudian mereguk sedapnya rasa, sekaligus juga menghirup aroma kopi. Itulah “ngopi” yang sempurna. Sekali lagi, ia dikerjakan dalam satu tarikan nafas.

Tak ada geoekonomi tanpa geostrategi, tidak ada geostrategi tanpa geopolitik. Jadi, geopolitik itu bukan faktor tunggal yang berdiri sendiri, niscaya terkait dengan geostrategi dan geoekonomi.

Selanjutnya tatkala geopolitik (geostrategi-geoekonomi) diliterasikan, narasinya mungkin begini: “Sebuah upaya strategis dari sebuah negara melalui tata cara tertentu guna memenuhi, meraih, mengendalikan, menguasai dan hal-hal yang berkenaan dengan jaminan pasokan atas air, pangan maupun energi baik dari negeri sendiri maupun dari negeri lain guna memenuhi kepentingan bangsanya”. Dalam konteks ini, mekanisme dan dinamika mengelola subjek, proses dan (target) objek dalam perilaku geopolitik ini sering disebut dengan istilah Kepentingan Nasional.