Membaca Pokok-Pokok Geostrategi Cina di Jalur Sutra (6)

Berikutnya istilah “realitas kembar” (sebutan geopolitik dan geoekonomi) di kemudian hari, sesungguhnya hanya ingin memberi penekanan pada narasi di atas, bila diibaratkan garis lurus bahwa geopolitik itu awal, sedang geoekonomi adalah akhir atau ujung. Bila berpikir sistem, geopolitik adalah input, sedang geoekonomi itu input atau bahkan outcome. Ini hanya pengibaratan saja. Tidak ada geoekonomi tanpa geopolitik. Percuma ada mapping geopolitik tanpa berujung pada peraihan geoekonomi.

Persoalannya adalah, ketika di lembaga pendidikan tinggi, misalnya, hanya diajarkan materi geopolitik dan geostrategi tanpa ada materi geoekonomi, maka boleh diibaratkan perjalanan tanpa tujuan, atau pembahasan namun tidak ada kesimpulan, dan lain-lain. Itu pendangkalan materi ajar geopolitik.

Kembali ke Cina. Tatkala mapping terhadap geopolitik Cina atas persoalan di internal menemukan fakta bahwa bakal ada ledakan penduduk dan pengangguran —masalah permanen Cina— akibat model ekonomi one country and two system yang dianutnya, inilah “bom molotov” yang sewaktu-waktu dapat memporak-poranakan Cina dari sisi internal. Dan apabila tak diantisipasi secara strategis akan timbul chaos. Bisa timbul rebutan tanah, mungkin, atau berebut makanan, minuman, pasangan bahkan hingga rebutan kekuasaan. Konflik internal dan perang saudara bakal merebak dimana-mana. Apa indikatornya?