Membaca Visi Cina tentang Kemakmuran Bersama

Kemakmuran Bersama harus dicapai melalui kerja keras dan inovasi, dengan peluang lebih banyak orang untuk menjadi cukup sejahtera.

Kemakmuran Bersama adalah elemen kunci dari sosialisme. Bukan hanya pemerataan barang dan aset. Namun lebih dari itu, Kemakmuran Bersama melibatkan orang-orang, bekerja dan melibatkan diri mereka sendiri dalam memperoleh pengetahuan untuk menjadikan Kemakmuran Bersama sebagai tujuan yang berkelanjutan, dan untuk mendorong ide-ide baru, misalnya, melalui program pendidikan dan pertukaran pengalaman, serta proyek bersama antarnegara dengan Bantuan Teknis (TA) melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI).

Pada bulan Februari tahun ini, Presiden Xi Jinping, berbicara tentang pencapaian Cina dalam memberantas kemiskinan dan untuk memuji upaya luar biasa yang dilakukan oleh setiap individu di negara tersebut. Dia mengatakan Cina berdiri untuk filosofi pembangunan yang berpusat pada rakyat. Cina dengan teguh mengejar peningkatan kesejahteraan rakyat dan mewujudkan Kemakmuran Bersama, yang menjadi persyaratan penting sosialisme.

Presiden Xi juga menekankan pentingnya mengkonsolidasikan pencapaian pengentasan kemiskinan dan vitalisasi pedesaan, dengan tujuan untuk mempersempit kesenjangan kekayaan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Ini adalah langkah selanjutnya setelah mengentaskan kemiskinan ekstrem tahun lalu.

Cina menekankan Kemakmuran Bersama sejak Kongres Nasional Partai Komunis Cina ke-18 pada tahun 2012, ketika negara tersebut secara bertahap menempatkan Kemakmuran Bersama pada posisi yang lebih menonjol.

Langkah logis berikutnya untuk pengentasan kemiskinan adalah berbagi kemakmuran dalam batas-batas Cina, membawa keseimbangan yang lebih baik untuk kesejahteraan di negara itu, terutama antara bagian barat Cina dan Timur yang terindustrilisasi, dengan tujuan membangun masyarakat yang cukup makmur di segala sektor.

Selain Kemakmuran Bersama untuk negaranya, Cina memiliki kondisi yang menguntungkan untuk membantu membawa Kemakmuran Bersama ke seluruh dunia, terutama bagi negara-negara yang masih berjuang di bawah kemiskinan dan kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan, seringkali masih merupakan sisa-sisa kolonialisme barat.

Cina juga merupakan Demokrasi Konsultatif, yang ciri khasnya adalah Demokrasi Rakyat.

Jejaring sosial dan teknologi informasi Cina telah memungkinkan jangkauan opini publik terluas untuk terwakili dengan lebih baik. Saluran-saluran ini telah menjadi acuan penting bagi pembuatan kebijakan yang demokratis.