Memotret 100 Hari Pemerintahan Baru di Afghanistan

Eramuslim.com – Kurang lebih seratus hari pertama berkuasa, ketika Taliban yang mengambil kendali atas pemerintahan baru di Afghanistan, banyak kekuatan Barat mencari formula yang tepat untuk bisa terlibat dalam proses pemolesan wajah baru di negara tersebut.

Dalam hal ini, tak bisa dipungkiri bahwa Uni Eropa telah mengambil peran utama di sini. Negara-negara Eropa memiliki rasa urgensi atas potensi aliran pengungsi dari Afghanistan. Uni Eropa bermaksud untuk meluncurkan “platform dialog regional inklusif, awalnya dengan enam tetangga dekat Afghanistan”, yaitu China, Pakistan, Iran, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Tajikistan.

Lihat misalnya ketika berbicara selama Pertemuan Asia-Eropa (ASEM) ke-13, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pada hari Jumat lalu bahwa UE harus mendukung rakyat Afghanistan “untuk mencegah keruntuhan ekonomi dan sosial yang akan segera dihadapi negara itu.”

Bulan lalu, Uni Eropa telah mengumumkan paket kemanusiaan senilai 1 miliar Euro untuk rakyat Afghanistan dan negara-negara tetangga, termasuk 300 juta Euro dalam bantuan kemanusiaan. Hal yang sedikit janggal adalah keinginan Uni Eropa untuk segera membuka kembali kedutaannya di Kabul tetapi menegaskan bahwa mereka tidak mengakui Pemerintahan Taliban.