NAMRU, Operasi Intelijen Berkedok Lembaga Penelitian Penyakit

Eksistensi Namru selama 38 tahun tidak pernah melaporkan hasil penelitiannya selama berada di Indonesia. Dan yang terpenting adalah, operasi Namru yang mempunyai hajat mengambil sample virus dan kemudian dijadikan bahan untuk membuat senjata biologi.

Terkait bagaimana regulasi yang berujung pembuatan undang-undang guna menangkal operasi Namru ini jika muncul kembali juga mengalami masalah. Karena saat ini, posisi Indonesia belum memiliki kebijakan politik yang bisa beradaptasi apalagi menghalau tren ekonomi global yang semakin liberal. Untuk soal ini, rasanya Indonesia sudah menunjukkan sikap untuk ikut kepada sistem ekonomi pasar bebas yang dimonopoli oleh Amerika Serikat dan Cina.

Lebih daripada itu, kecurigaan terkait Namru ini juga sempat disuarakan oleh Laksamana Soebardo (Mantan Kepala sandi negara) tahun 1986. Soebardo menganggap, Namru adalah kegiatan intelijen yang terbalut laboratorium kesehatan. Untuk ini, tidak ada bahasan yang lebih baik lagi daripada membahas potensi Namru akan dibuka kembali merupakan suatu kerugian bagi Indonesia.

Oleh karenanya, Relawan Kesehatan Indonesia tidak ingin masyarakat Indonesia dijadikan kelinci percobaan bagi biomedical science research. Maka dari itu, kami berharap penggiringan opini publik mengenai kesadaran masyarakat akibat bahaya dari munculnya Namru ini dikemukakan. Hal ini tidak terlepas dari realita kesehatan di Indonesia. Semisal contoh, banyak sekali vaksinasi yang diberikan kepada masyarakat Indonesia yang diluar ketentuan pemerintah, seperti vaksinasi meningitis.

Dampak dari ini adalah banyak masyarakat pada perkembangannya mengalami sifat hiperaktif. Apakah ini merupakan strategi dari asing untuk mempengaruhi sekaligus merusak pola perilaku masyarakat Indonesia di masa depan? Dimana hal ini akan menurunkan kadar kualitas masyarakat Indonesia yang seharusnya produktif dan progresif.

Contoh kejadian lain akibat invansi asing dalam bidang kesehatan Indonesia dapat dilihat ketika alat kesehatan impor yang beredar di negeri ini tidak ada kalibrasinya sebelum digunakan. Sebagai contoh, pernah kita dengar kasus bayi terbakar sampai gosong saat di inkubator. Menurut Relawan Kesehatan, gejala-gejala ini merupakan sinyalemen potensi dibukanya kembali operasi Namru jilid selanjutnya.

Dengan demikian, kami Relawan Kesehatan berpikir untuk pemerintah bagaimana memberikan akses informasi kepada khalayak ramai, agar apa itu Namru dengan berbagai kegiatan dan dampaknya bisa diketahui masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menjaga ketahanan dan kedaulatan kesehatan Indonesia kedepan dan selamanya.(kl/theglobalreview)