Perang Nuklir di Ambang Mata, Mengungkap Kekuatan Nuklir AS dan Israel (bagian 3)

Terungkapnya Skandal Nuklir Israel dan Mordechai Vanunu

Irak yang tak jelas memiliki senjata pemusnah massal telah dihancurkan oleh Amerika. Iran dan Korea Utara kini tengah diincar. Sedangkan Israel yang sudah jelas-jelas punya senjata nuklir, tak disebut sedikitpun sebagai ancaman bagi dunia. Terungkapnya proyek nuklir AS, berawal dari keberanian seorang ilmuwan nuklir Israel yang kala itu masih berusia relatif muda. Ilmuwan muda ini sangat prihatin dengan potensi senjata nuklir yang dikembangkan negara Zionis itu.

Akhir April 2004 lalu, seorang tahanan yang telah disekap di dalam sel sempit selama 12 tahun dibebaskan. Tapi sebetulnya, laki-laki itu telah menghuni penjara Israel selama 18 tahun. Bahkan Guinness Book of World Record pernah menobatkan laki-laki ini menjadi pemegang rekor manusia paling lama yang terisolasi. Di adalah Mordechai Vanunu.

Mordechai Vanunu adalah ilmuwan nuklir Israel yang mengabarkan pada duniapada tahun 1986 bahwa negaranya sedang mengembangkan senjata nuklir. Tapi nahas, Mordechai Vanunu tak lama menikmati kebebasannya. 11 November lalu, ia kembali ditangkap oleh Shin Bet, polisi rahasia Israel dengan alasan keamanan nasional. Vanunu kembali dijebloskan ke dalam penjara.

Shin Bet dan pemerintah Israel memang ketar-ketir dengan masa tahananVanunu yang habis. Meski telah belasan tahun mendekam dan menjalani berbagai siksaan di penjara, ingatannya masih kuat untuk menceritakan pada dunia, bahwa negaranya, Israel menyimpan bahaya maha dahsyat.

Kisah terungkapnya fasilitas nuklir Israel di Dimona, Gurun Negev berawal dari kegelisahan Mordechai Vanunu. Ia bukanlah ilmuwan nuklir senior Israel, tapi batinnya gelisah mengetahui ia bekerja di sebuah gedung, bertingkat enam lantai di bawah tanah yang berusaha mengembangkan senjata nuklir Israel.

Diam-diam ia merencanakan langkah-langkah untuk mengabarkan hal itu pada teman-teman dekatnya. Tapi kabar terus bergulir dan tak berhenti sebatas cerita mulut ke mulut di antara teman. Mordechai Vanunu merencanakan langkah yang lebih besar.

Dengan tekad yang sudah ia matangkan, suatu hari ia berniat memotret seluruh pemandangan di dalam laboratorium nuklir tempatnya bekerja. Meski Vanunu hanyalah seorang ilmuwan junior yang tugasnya hanya mengawasi panel-panel dan angka-angka, ia tahu apa yang dilakukannya pastilah berbahaya. Untuk itu, ia menghubungi sahabatnya, seorang jurnalis dari The Sunday Times, Inggris, Peter Hounam.

Mordechai Vanunu bertugas menguak rahasia nuklir Israel dan Peter Hounam kebagian mengabarkan rahasia itu pada publik lewat koran tempatnya bekerja.

Kala itu, tahun 1986 Israel telah mengembangkan tak kurang dari 200 unit hulu ledak nuklir. Bayangkan saja, berapa unit yang kini telah dibuat oleh negara Yahudi ini.

Vanunu baru berusia 22 tahun saat ia bekerja di instalasi nuklir di Dimona. Bangunan ini terletak di tengah gurun Negev, padang pasiryang dikeruk sedalam enam tingkat untuk dijadikan laboratorium nuklir. Vanunu memperkirakan, tempatnya bekerja memproduksi 10 unit nuklir setiap tahunnya. Ia merasa, Israel tak membutuhkan itu semua. Satu-satunya alasan kenapa nuklir itu dibuat adalah untuk berperang melawan dunia Arab. Dan itu yang membuatnya tak setuju.

Dan di hari itu, Vanunu menyelinap dengan kameranya dan mengambil gambar lebih dari 50 foto. Berbekal sedikit uang dan dua buah rol film penting berisi gambar-gambar pusat pengembangan nuklir Israel, Vanunu terbang ke Inggris dan berbagi rahasia dengan sahabatnya, Peter Hounam. (na-hn/dari berbagai sumber)

Selanjutnya: Israel gunakan perangkap untuk tangkap Vanunu