Perang Nuklir di Ambang Mata, Mengungkap Kekuatan Nuklir AS dan Israel (bagian 4)

Dalam tulisan sebelumnya dikisahkan bagaimana seorang ilmuwan muda Israel bernama Mordechai Vanunu, terdorong untuk memberitakan pada dunia tentang betapa berbahaya program nuklir yang sedang dikembangkan Israel. Setelah berhasil mengumpulkan bukti-bukti, Vanunu terbang ke Inggris untuk bertemu dengan Peter Hounam, seorang jurnalis dari surat kabar The Sunday Times yang akan menuliskan hasil penemuan Vanunu di koran tempatnya bekerja.

Di Inggris, Vanunu berdiam diri hampir selama setahun, sebelum memproses berita dan foto-foto yang ia miliki. Di dalam kepalanya, berbagai skenario perburuan akan dilakukan oleh Mossad, dinas rahasia Israel. Tapi nyatanya, ia seolah tak diburu oleh siapapun. Dan itu membuatnya lengah.

Dalam sebuah film dokumenter yang berjudul CIA The Shocking Story Behind the Headline, seorang mantan pejabat Mossad mengatakan, bahwa hal tersebut memang disengaja. Menurut pejabat yang identitasnya disembunyikan ini, untuk seorang seperti Mordechai Vanunu, sangatlah mustahil bisa membawa rahasia negara sepenting nuklir keluar tanpa diketahui. Dengan cara seperti itu, pejabat Mossad tersebut menerangkan, diharapkan dunia akan mengetahui, khususnya negara-negara di jazirah Arab, bahwa Israel tak main-main dengan masalah keamanannya.

Sementara itu, Vanunu yang mulai bosan, menghabiskan waktunya untuk berjalan-jalan di kota London. Tanpa sepengetahuannya, agen-agen Mossad telah bekerja menyusun rencana.

Dan suatu hari, ketika Mordechai Vanunu berjalan-jalan dan memesan minuman di kedai kopi, ia bertemu dengan seorang perempuan, mengaku bernama Cindy. Pada Vanunu, Cindy bercerita bahwa dirinya adalah seorang ahli kecantikan dari Amerika yang sedang berlibur ke Eropa. Tak makan waktu lama, keduanya langsung akrab. Fakta bahwa dirinya yang mendekati Cindy terlebih dulu, membuat Vanunu merasa aman.

Pada Peter Hounam Vanunu bercerita ia bertemu dengan seorang perempuan luar biasa di kedai kopi hari itu. Sang sahabat sempat memperingatkan, “Hati-hati, siapa tahu ia agen Mossad.” Namun sejak itu, Vanunu sering kali bertemu Cindy secara diam-diam.

Benar saja, ternyata Cindy adalah agen Mossad yang menjadi umpan. Dan Vanunu, sudah nyaris dalam genggaman. Tapi Vanunu yang tak sadar, pada Peter Houman mengatakan, jangan terlalu paranoid, semuanya wajar saja.

Vanunu dan Cindy memang langsung akrab dalam beberapa hari. Mereka saling mengunjungi, pergi ke bioskop bersama dan melakukan banyak hal berdua. Dan itu hanya butuh waktu enam hari bagi Cindy untuk menaklukkan Vanunu. Di akhir pekan, Cindy mengajukan usul agar mereka pergi ke Roma dan menghabiskan minggu di ranjang, di apartemen milik adik Cindy. Dan Vanunu pun bersedia. Ia masih juga tak sadar bahwa perangkap sedang menganga untuknya.

Dan benar saja, sesampainya di Roma, ketika hendak masuk apartemen, Vanunu ditangkap oleh dua orang agen Mossad. Ia di borgol. Disuntik dengan sedatif, dibungkus dengan karung dan dibawa ke tepi pantai. Di pantai, telah menunggu perahu kecil yang siap membawa Vanunu ke sebuah kapal Israel yang berjaga di lepas pantai berjaral 12 mil. Vanunu pun menghilang. (na-hn/dari berbagai sumber)

Selanjutnya: The Sunday Times Terbitkan Artikel Rahasia Nuklir Israel, Duniapun Gempar