Tinjauan Sejarah, Politik Etnis Cina di Indonesia

Eramuslim.com -Tanggal 2 Oktober 1965 Ketua G5 Koti dipimpin oleh Brigjen TNI Sutjipto bersama beberapa organisasi kemasyarakatan (ormas) mahasiswa dan pemuda membentuk KAP Gestapu (Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan 30 September), terpilih Subchan Z.E. (Nahdlatul Ulama) sebagai Ketua, dan Harry Tjan Silalahi (Sekjen Partai Katolik Indonesia) dari etnis Cina sebagai Sekjen. Atas dorongan TNI Angkatan Darat, dalam pengaruh Soeharto sebagai Pangkopkamtib, pada 4 Oktober 1965 diadakanlah Rapat Umum mengutuk G-30-S PKI 1965 di Lapangan Banteng.

Selanjutnya, pada 8 Oktober 1965 di Taman Suropati, di mana Subchan Z.E. dan Harry Tjan Silalahi berpidato dengan berapi-api, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi ke kantor PKI dan seluruh kantor underbow (organisasi sayap)-nya: Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia), SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), dan BTI (Barisan Tani Indonesia).

Muncullah nama Soe Hok Gie dalam demo 8 Oktober 1965 itu ke kantor Pemuda Rakyat bersama massa Pelajar Islam Indonesia (PII), yang memporak-porandakan Sekretaris Pemuda PKI itu.

Aktivitas KAP Gestapu, juga disponsori oleh CIA (Central Intelligence Agency) atau Badan Intelijen Amerika Serikat (AS), karena Duta Besar AS untuk Indonesia, Marshall Green mengirim telegram dan konfirmasi memberikan bantuan Rp 50 juta untuk operasional Gerakan. Permintaan uang adalah atas inisiasi Adam Malik. Jadi, AS melalui duta besarnya, TNI AD, organisasi kemasyarakatan pemuda dan mahasiswa, adalah titik simpul jaringan KAP Gestapu.