Revolusi Bergolak di Myanmar, Perempuan di Garda Depan

Eramuslim.com – Ma Kyal Sin suka taekwondo, makanan pedas dan lipstik warna merah merona. Dia memakai nama bahasa Inggris Angel dan ayahnya memeluknya sambil mengucapkan selamat jalan ketika dia pergi demo di Kota Mandalay untuk bergabung dengan unjuk rasa damai menentang kudeta militer.

Kaos oblong hitam yang dipakainya memuat sebuah pesan sederhana: “Semuanya akan baik-baik saja.”

Tapi sore itu hari yang nahas. Kyal Sin, 18 tahun, tertembak di kepala oleh aparat keamanan yang sudah membunuh lebih dari 30 demonstran sejak kudeta 1 Februari lalu.

“Dia pahlawan bagi negara kami,” kata Ma Cho Nwe Oo, salah satu teman perempuan Kyal Sin yang juga ikut turun ke jalan seperti demonstran lain di seantero negeri, seperti dikutip the New York Times, Kamis (4/3). “Dengan ikut revolusi ini, generasi perempuan muda memperlihatkan kami tidak kalah berani dari kaum laki-laki.”