Waspadai Manuver Geopolitik Korporasi-Korporasi Global Bidang Farmasi Pasca Pandemik Covid-19

Ketika itu, pada 2008 lalu,  menkes Supari membongkar hegemoni industri farmasi AS melalui forum WHO. Sementara NAMRU (ditutup pada 16 Oktober 2009), karena terungkap bahwa  NAMRU yang resminya merupakan lembaga penelitian tentang virus ternyata hanya kedok dari operasi intelijen angkatan laut AS untuk membawa keluar Indonesia secara ilegal virus H5NI untuk diproduksi oleh korporasi farmasi AS.  Baik untuk membuat vaksin penawar virus flu burung, maupun sebagai bahan untuk membuat senjata biologis.

Sekadar informasi. saat ini terdapat 9 besar produsen vaksin di dunia, yakni:

  1. Glaxo SmithKline (1873, Wellington-New Zealand),
  2. Merck dan Co (1891,New Jersey-USA),
  3. Sanofi (1973, Paris-Perancis),
  4. Pfizer (1849, New York-USA),
  5. Novavak (1987, Maryland-USA),
  6. Emergent Bio Solutions (1998, Maryland-USA), CSL (1916, Melbourne- Australia),
  7. Inovio Pharmaceuticals (1979, Plymouth-USA),
  8. Bavarian Nordic (1994, Kvistgaard-Denmark),
  9. dan Mitsubishi Tanabe (1981, Tokyo-Jepang).

Maka itu semua stakeholders atau pemangku kepentingan bidang kesehatan maupun bidang terkait, hendaknya mewaspadai manuver geopolitik korporasi-korporasi farmasi global, khususnya yang berasal dari Amerika Serikat.(Sumber: GFI)

Hendrajit, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GFI)