Perlihatkan Kebodohannya: Menteri Denmark Sebut Puasa Ramadhan Berisiko Ancam Kesehatan

Eramuslim – Menteri Imigrasi dan Integrasi Denmark Inger Stoejberg menyulut kontroversi setelah mengatakan bahwa menjalankan puasa di bulan Ramadhan tidak sesuai lagi dengan pasar kerja modern.

Dalam sebuah posting blog di tabloid Denmark Berlingske Tidende (BT), seperti dikutip Associated Press (AP), Inger menyebut masa berpuasa umat Muslim selama sebulan “berbahaya bagi kita semua.”

Selain itu Inger Stoejberg juga meremehkan gagasan kewajiban berpuasa kaum Muslim, dengan mengatakan, “Saya bertanya-tanya apakah kewajiban pilar Islam yang berusia 1.400 tahun ini cocok dengan masyarakat dan pasar tenaga kerja yang kita miliki di Denmark pada tahun 2018.”

Muslim yang berpuasa Ramadhan di Denmark tidak dapat makan atau minum selama lebih dari 18 jam mengingat matahari terbenam pukul 21.29 di negara itu pada bulan Juni, jelas Inger Stojberg.

Stojberg mengatakan, tuntutan kehidupan modern di Denmark membutuhkan waktu kerja yang panjang, kadang-kadang melibatkan pengoperasian mesin yang berbahaya.

Ia memberi contoh pengemudi bus yang tidak minum atau makan selama lebih dari 10 jam dan menyebut bahwa puasa dapat mempengaruhi “keselamatan dan produktivitas”.

“Saya ingin menyerukan kepada para Muslim untuk mengambil cuti dari pekerjaan selama bulan Ramadan untuk menghindari konsekuensi negatif bagi masyarakat Denmark lainnya,” katanya.

Tanggapan Masyarakat

Perusahaan-perusahaan bus menjadi kalangan pertama yang menyatakan bahwa mereka tidak punya masalah dengan para sopir yang berpuasa Ramadan.