Masjid Dirusak, Jilbab Dilarang, Muslim Prancis Kian Tertekan

Respons tokoh Muslim ternama

Masalah tersebut juga menarik perhatian beberapa tokoh terkenal.

Di Instagram, atlet Olimpiade Ibtihaj Muhammad membagikan unggahan yang menyebut amandemen Senat mengindikasikan “Islamofobia semakin dalam di Prancis”.

“Inilah yang terjadi ketika Anda menormalkan ujaran kebencian anti-Islam dan anti-Muslim, bias, diskriminasi, dan kejahatan rasial – Islamofobia tertulis dalam undang-undang,” jelasnya dalam unggahan tersebut.

Amani al-Khatahtbeh, pendiri Muslim Women’s Day dan situs web Muslim Girl, juga menyinggung kontroversi tersebut.

“Tidak ada pemerintah yang harus mengatur bagaimana seorang perempuan bisa berpakaian, apakah akan tetap memakai atau melepasnya,” cuitnya, merujuk pada jilbab.

Model kelahiran Somalia, Rawdah Mohamed, mengatakan langkah Senat Prancis telah menempatkannya di “sisi kesetaraan yang salah”.

“Larangan hijab adalah retorika kebencian yang datang dari tingkat pemerintahan tertinggi dan akan turun sebagai kegagalan besar dari nilai-nilai agama dan kesetaraan,” jelasnya dalam unggahannya di Instagram.