Mengapa Materi Perang dalam Kurikulum Sejarah Itu Penting?

Namun Tiar tidak menyangkal bahwa penyampaian materi perang dalam sejarah pun bisa memunculkan ragam makna serta tujuannya. Bisa sebagai radikalisasi atau deradikalisasi, tergantung kreatifitas pematerinya.

“Perang dalam sejarah itu bisa diotak atik tergantung siapa yang menulis sejarah, ini kan tergantung kreatifnya sejarawan menulis,” ujarnya.

Meskipun demikian, Tiar juga mengapresiasi “klarifikasi” pihak Kemenag yang menyatakan bahwa tidak benar materi perang akan dihapuskan. Pelajaran SKI hanya akan direview dan kurikulum yang baru nanti akan lebih menonjolkan pada tonggak sejarah pembangunan peradaban Islam.

Menurut hemat Tiar, hal tersebut cukup baik, mengingat selama ini sejarah yang disampaikan tentang capaian peradaban islam porsinya memang cukup sedikit.

“Kemarin ada rilis dari Kemenag, bahwa bukan menghapus perang, tapi ingin menambah konten sejarah lain isinya tentang peradaban, jika cuma itu tidak masalah,” tutupnya. (Ki)