Menlu Qatar: Berita Palsu Sebabkan Negaranya Dimusuhi

Eramuslim – Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengaku tidak mengerti alasan sesungguhnya negara-negara Teluk memutuskan hubungan diplomatik dengan negaranya. Pernyataan ini diungkapkannya dalam wawancara dengan Al Jazeera hari Selasa (06/06).

“Kami mengungkapkan penyesalan dan kejutan kami atas eskalasi melawan Qatar. Kita tidak tahu apakah ada alasan sebenarnya dan tersembunyi dibalik krisis ini,” ujar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani seraya mengungkapkan keheranannya dengan masalah yang terjadi dan tidak pernah dibicarakan langsung saat pertemuan Dewan Kerja Sama Negara Teluk (GCC).

Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani melanjutkan, “Jika ada alasan nyata untuk krisis ini, hal itu bisa saja dibahas pada pertemuan GCC yang terjadi beberapa pekan kemarin, namun tidak ada yang dikatakan atau dibahas sama sekali. Juga tidak ada yang dikatakan saat KTT Arab-Islam-Arab di Riyadh.”

Panasnya hubungan negara Teluk dengan Qatar berasal dari pernyataan palsu yang dibuat oleh peretas melalui media resmi Qatar News Agency. Pernyataan yang dikaitkan kepada Emir Qatar itu dengan cepat menyebar ke sejumlah media-media resmi milik negara di Timur Tengah terutama saluran TV Al-Arabiya, milik Saudi, dan Sky News Arabia milik UEA.

Pernyataan palsu tersebut berisi tuduhan sebagai berikut: Satu, hubungan yang memburuk antara Qatar dengan Trump di Washington. Dua, sebuah seruan dari Qatar ke Mesir, UEA dan Bahrain untuk meninjau kembali sikap anti-Qatar mereka. Ketiga, sebuah pernyataan oleh Qatar bahwa Iran mewakili kekuatan regional dan Islam dan kekuatan itu tidak dapat diabaikan.

Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani dengan tegas menyangkal keaslian pernyataan tersebut, dan menekankan bahwa situs QNA telah diretas. Meski begitu, media Saudi, UEA dan Mesir mengabaikan tanggapan Qatar dan menganalisis bahwa pernyataan tersebut asli.

“Ini menunjukkan bahwa media (milik Saudi dan UAE) membuat berita palsu dan membuat kebohongan untuk menyerang Qatar. Kampanye media terjadi tak lama setelah peretasan terjadi. Berita palsu yang menghina Qatar belum pernah terjadi sebelumnya dalam standar Dewan Kerja Sama Negara Teluk (GCC). Kami tidak akan jatuh, kami akan hadapi dengan bijaksana,” tegasnya.

Perlu diketahui, pernyataan palsu yang dikaitkan dengan Emir Qatar sangat sensitive bagi negara-negara teluk. Pasalnya, Iran yang disebut mewakili kekuatan regional merupakan ancaman serius bagi negara-negara terutama Arab Saudi. (Kiblat/Ram)