Mewaspadai Narasi “Hoax yang Membangun”

Eramuslim.com- Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
.
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول مررت ليلة أسري بي على أناس تقرض شفاههم وألسنتهم بمقاريض من نار قلت من هؤلاء يا جبريل قال هؤلاء خطباء أمتك الذين يأمرون الناس بالبر وينسون أنفسهم (وأخرجه ابن حبان في صحيحه)
.
Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Ketika perjalanan Mi’raj, aku berjumpa dengan suatu kaum yang bibir dan lidah mereka digunting dari gunting yang terbuat dari api” Lalu beliau bertanya, “Wahai Jibril siapa mereka itu?” Jibril menjawab, “Mereka adalah tukang khotbah dari kalangan ummatmu, mereka memerintahkan orang lain untuk mengerjakan kebajikan, sedangkan mereka melupakan dirinya sendiri”. (Ibnu Hibban)
.
Orang yang gemar berdusta dan menyebarkan berita hoax, kemudian ia menasihati orang lain agar tidak berdusta dan menyebarkan berita hoax, orang seperti ini hakikatnya telah menipu diri mereka sendiri.
.
Dengan kekuatan teknologi informasi yang demikian canggih dan sokongan dana yang tidak sedikit, wajah kebaikan bisa diubah jadi keburukan, dan demikian juga sebaliknya. Opini buruk dan dusta bisa menutupi kebaikan dan kebenaran. Tapi itu semua tidak akan bisa memadamkan cahaya matahari. Bahkan, panas cahaya matahari itu akan membakar dan melenyapkan setiap keburukan.
.
Imam Muhammad bin Ali al-Syaukani rahimahullah berkata,
.
إن الباطل وإن ظهر على الحق في بعض الأحوال وعلاه، فإن الله سيمحقه ويبطله ويجعل العاقبة للحق وأهله
.
“Sesungguhnya kebatilan walaupun mengalahkan kebenaran pada sebagian keadaan dan mengunggulinya, maka sesungguhnya Allah pasti akan melenyapkan dan menghancurkannya serta menjadikan kesudahan yang baik bagi kebenaran dan orang-orang yang mengikutinya.” (Fathul Qadir, jilid 3 hlm. 91).
.
Maka, diantara ekspresi iman kita adalah menolak lelucon hoax membangun sebagaimana kita menolak untuk membangun hoax. Wallahu a’lam. [kk/kf] Raudhah Tsaqafiyyah Jawa Barat