“Myanmar Seperti Rumah Jagal, Orang-Orang Dibunuh Setiap Hari Seperti Binatang”

Eramuslim.com – Dalam pekan-pekan setelah kudeta militer 1 Februari, Andrew bergabung dengan jutaan orang di seluruh Myanmar untuk unjuk rasa damai menuntut kembalinya pemerintah sipil.

Kurang dari dua bulan kemudian, pemuda 27 tahun itu dilatih untuk membunuh tentara dengan senapan berburu di hutan di negara bagian Kayah, di perbatasan tenggara Myanmar dengan Thailand.

“Sebelum kudeta, bahkan saya tidak bisa membunuh seekor binatang pun,” jelas Andrew kepada Al Jazeera, meminta nama aslinya tidak diungkapkan demi alasan keamanan.

“Ketika saya melihat militer membunuh warga sipil, saya merasa sangat sedih dan kacau. Saya berpikir saya berjuang untuk rakyat melawan diktator militer kejam,” lanjutnya, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (17/6).

Andrew merupakan satu dari sejumlah warga sipil di seluruh negeri, sebagian besar anak muda, yang angkat senjata untuk melawan militer yang telah membunuh lebih dari 860 orang, paling banyak saat unjuk rasa anti kudeta, menangkap lebih dari 6.000 orang, dan menggunakan taktik penyiksaan dan penghilangan paksa sejak kudeta.