3 Alasan Prabowo Mau Bertemu Jokowi Versi Dahnil Anzar

Hal yang pertama, sahabat sekalian politik itu adalah seni merangkai gagasan, menyampaikan ide untuk menjual, dalam tanda kutip, menjual ide dan gagasan kita, pikiran kita. Apakah pikiran kita itu bisa diterima oleh publik oleh rakyat, sehingga kemudian pikiran kita itu melalui sosok politisi itu bisa digunakan sebagai kebijakan bagi pemerintahan.

Tentu ketika kemudian kita menjadi eksekutif maupun legislatif. Ketika gagasan itu kalah dukungan dari rival politik kita maka kita membutuhkan saluran untuk menyampaikan gagasan dan pikiran-pikiran kita itu. Baik itu melalui institusi legislatif, yaitu bisa jadi oposisi atau kemudian juga memerintah, nah itu dua hal. Jadi yang paling penting adalah bagaimana gagasan ide kita itu digunakan apabila memang ide itu baik dan bagus untuk negara. Maka harus dikomunikasikan. Kalau tidak dikomunikasikan maka kepentingan orang banyak melalui ide-ide kita itu tidak bisa sampai. Maka tujuan kita berbangsa dan bernegara itu juga tidak bisa sampai. 

Oleh itu, saudara-saudara sahabat sekalian, saya pikir pertemuan Pak Prabowo dan Pak Jokowi adalah hal yang lumrah. Lumrah yang saya maksud adalah tentu dalam kaitannya memulai langkah pertama untuk saling bertukar ide, bertukar gagasan. Baik itu dalam bentuk kritikan nanti apakah Pak Prabowo memutuskan menjadi oposisi atau lainnya. Begitu, komunikasi awal sangat dibutuhkan untuk memulai dan merangkai langkah-langkah politik berikutnya. Jadi politik itu jangan terus dimaknai dengan permusuhan, dendam, dan sebagainya dan Pak Prabowo melakukan itu. Kalau kemudian teman-teman merasa kecewa, marah, saya pikir beliau paham itu dan mahfum dengan sikap sahabat sekalian.