4 WNI Keturunan Berkarier di TNI, Chen Ke Cheng Malah jadi Bos Intelijen

Lulus dari Atekad tiga tahun kemudian serta mendapat pangkat letnan dua, ia menjadi Komandan Pleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan di Medan, Sumatera Utara.

Pada 1962, Pierre mengikuti pendidikan di sekolah intelijen di Bogor, Jawa Barat. Setelah itu, dirinya kemudian bertugas di Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (DIPIAD) untuk menjadi mata-mata ke Malaysia sehubungan dengan konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia.

Pada 15 April 1965, Pierre dipromosikan menjadi letnan satu, dan ditugaskan sebagai ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution.

Ia salah satu pahlawan revolusi akibat G30S/PKI. Pierre bersama keenam perwira lainnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Pierre dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi Indonesia pada 5 Oktober 1965 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 111/KOTI/Tahun 1965, dan meraih kenaikan pangkat luar biasa menjadi kapten.

Mochammad Idjon Janbi

Ia merupakan pendiri sekaligus komandan pertama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD.

Bernama asli Rokus Bernandus Visser ini adalah mantan prajurit komando Belanda yang pertama kali mengasah mental dan fisik anggota TNI AD terpilih untuk kemudian dilatih menjadi prajurit tangguh berkualifikasi komando.

Idjon punya tiga keahlian, yaitu kemampuan terjun komando, pasukan katak atau frogmen, serta kemampuan menembak di atas rata-rata. Ditambah lagi, kemampuan gerilya maupun antigerilya, demolisi, hingga intelijen.

Tidak heran, karena dirinya merupakan anggota dari Korps Speciale Troepen, pasukan terjun elite Belanda. Idjon, yang memiliki istri Sunda, Jawa Barat ini, meninggal dunia di Yogyakarta pada 1 April 1977.

Surya Margono

Marsekal Pertama (TNI) Surya Margono atau Chen Ke Cheng (Tjhin Kho Syin). Lahir di Mempawah, Kalimantan Barat, 5 Desember 1962, dari pasangan Tjhin Bitjung (ayah) dan Bong Chiukhiun (ibu).

Saat ini, Surya menjabat sebagai Direktur D Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI, sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.19/TNI/tahun 2017 tanggal 22 Maret 2017 dan diteruskan dengan Surat Perintah Panglima TNI No Sprin/522/III/2017 tanggal 23 Maret 2017.

Sebelumnya, ia menjabat Atase Pertahanan di KBRI Beijing, China, sejak 10 September 2009.

Selain Surya Margono, pejabat tinggi TNI keturunan Tionghoa antara lain Brigadir Jenderal TNI Teguh Santosa, Mayor Jenderal TNI Iskandar Halim, Brigadir Jenderal TNI Teddy Yusuf, Marsekal Pertama TNI Billy Tunas, Laksamana Pertama TNI FX Indarto Iskandar, dan Mayor Jenderal TNI Daniel Tjen. [vv]