Agenda Terpenting Bush adalah Menjajah Indonesia

Pengamat Ekonomi Revrisond Baswir menilai agenda terpenting Presiden AS George W. Bush ke Indonesia ini untuk memastikan bahwa Indonesia merupakan nagara jajahan Amerika.

"Sebenarnya secara ekonomi Indonesia sudah dijajah AS, sejak tahun 1946, pascapenjajahan Belanda," tandasnya disela-sela Diskusi Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan, di Aula Buya Hamka Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Senin (13/11).

Menurutnya, setelah kemerdekaan itu, Indonesia mendapat limpahan hutang dari Belanda sebesar 4 milyar dollar, dan hutang sebanyak itu harus dibayar Indonesia kepada Amerika, bahkan hutang Belanda pada AS yang dibayarkan oleh Indonesia itu baru lunas pada tahun 2003 lalu.

Lebih lanjut Revrisond menegaskan, agenda Bush ke Indonesia itu tidak hanya membahas masalah kontrak pertambangan saja, tetapi untuk memastikan kebijakannya dijalankan oleh pemerintah Indonesia.

Sementara itu Ketua Umum Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Fuad Bawazier meminta pemerintah Indonesia harus dapat lebih memahami, bahwa AS negara adalah pembawa panji perjuangan kapitalisme yang sangat mengagungkan materi.

"AS adalah pemburu harta dan keuntungan nomor wahid didunia, apapun keuntungan yang dapat diuber disegala penjuru dunia meski negara miskin sekalipun, akan direbutnya," tegasnya.

Ia menyatakan, untuk ini sementara negara-negara Islam memang belum bisa bersatu menghadapi tekanan AS yang terkadang brutal, tetapi kebangkitan China, Rusia dan India kemungkinan akan mampu menggeser dominasi tunggal AS.

Dalam kesempatan diskusi yang dihadiri oleh berbagai kalangan itu, peserta dan para tokoh yang hadir yang diprakarsai oleh Forum Umat Islam, mulai melakukan penggalangan tanda tangan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan SBY terkait dengan kedatangan Presiden Bush, dan rencananya penggalangan akan dilakukan sampai digelarnya Aksi Tolak Bush tanggal 19 Nopember mendatang dan penyataan mosi tidak percaya itu juga akan dibacakan pada saat aksi. (novel)