Amien Rais : Koalisi Parpol Hanya Mengejar Kekuasaan

Menjelang pemilu legislatif partai-partai mulai melakukan penjajakan untuk melakukan koalisi, menyusun kekuatan untuk memenangkan pemilu presiden. Namun, penjajakan yang dilakukan oleh beberapa tokoh partai politik itu hanyalah diatas permukaan, belum menyentuh pada suatu program yang jelas.

"Yang saya prihatinkan, koalisi-koalisi cuma berhitung kalkulasi kekuasaan. Bagaimana prosentase kekuasaan di DPR, kemudian prosentase kekuasaan dikalangan pemilih. Yang tidak muncul itu adalah koalisi itu dibuat untuk membela atau menawarkan program ekonomi, program sosial, program pembangunan seperti apa. Itu yang tidak pernah, jadi betul-betul nampak sekali mereka itu ingin mengejar kekuasaan demi kekuasaan, itu kenyataan dipermukaan seperti itu," ujar Tokoh Nasional Amien Rais usai seminar, di Gedung GBHN, kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (24/3).

Melihat kondisi tersebut, menurutnya, yang menjadi korban dalam hal ini adalah rakyat, karena harus melihat tawaran politik menarik dari tokoh-tokoh politik yang hanya berupa slogan diatas ring, bukan dalam bentuk program-program kerja diatas kertas.

"Oleh karena itu, mungkin kita perlu bersabar sampai pemilu legislatifnya selesai. Namun sudah terlambat untuk memberitahu rakyat, kalau kita milih paket Capres/wapres A arahnya kemana, kalau pilih paket B kemana, kalau C bagaimana," ujar Amien.

Ketika ditanya kepada apa tidak ingin untuk membuat koalisi dengan program yang jelas, secara diplomatis Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjawabnya.

"Ya andai kata saya datang dari partai besar, andai kata sudah nampak dukungan kepada saya mungkin saya berfikir serius kesana. Tapi sampai sekarang tidak ada angin-anginnya bahwa saya akan diusulkan. Kalau tidak ada angin tentu kapal tidak akan berjalan," tegasnya.

Namun, sebagai mantan pendiri PAN dan penasehat PAN, Amien akan memberitahukan kepada kader PAN untuk mengingat prinsip dalam memilih yaitu, ‘bukan memilih siapa, tetapi memilih apanya’.

Ia menilai, ketiga tokoh besar baik Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla dan Megawati Soekarnoputeri mempunyai mazhab ekonomi yang visi, pandangan, dan perspektifnya sama yakni, mengedepankan ekonomi pasar, ekonomi ala IMF, dan ekonomi kepentingan koorporasi Internasional. Sehingga, andaikata muncul tokoh-tokoh yang lain betul-betul menawarkan perubahan untuk perbaikan, diharapkan PAN bisa bergabung dengan kekuatan itu.(novel)