Anak Terpidana Mati Freddy Budiman Ungkap Detik-detik Kematian Ayahnya

Eramuslim.com – Detik-detik kematian terpidana mati yang dieksekusi di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Freddy Budiman, diungkap oleh anak kandungnya, Fikri Fernanda Budiman, lewat youtube Gritte Agatha berjudul ‘Kesaksian Anak Terpidana Mati Freddy Budiman’.

Anak Terpidana Mati Freddy Budiman Ungkap Detik-detik Kematian Ayahnya

Video berdurasi 1 jam 9 menit 59 detik ini yang diapload pada tanggal 17 Mar 2021, sudah ditonton 4,416,815 kali.

Fikri mengungkapkan, menjelang dieksekusi ayahnya. Di hari pertama, dia bersama beberapa keluarga ayahnya, nyebrang pakai kapal dari Cilacap ke Lapas Nusakambangan.

“Sampai di sana (nusakambangan), kita naik truk barack. Lalu kita diantar ke lapasnya Papah (Freddy Budiman). Karena di Nusakambangan itu ada beberapa Lapas. Sampai di sana kita diarahin ke ruang tunggu yang sudah ramai orang-orang keluarga narapidana yang lain di sana,” kata Fikri, seperti dikutip SINDOnews dari video youtube tersebut, Rabu (23/6/2021).

“Habis itu papa datang. Saat itu aku udah janji sama diri aku sendiri aku enggak mau nangis di hadapan papa. Karena aku ngerasa papah lagi ngejalanin hiduo yang berat, papah mau dieksekusi mati. Kasarnya, gue pribadi enggak mau nunjukkin kesedihan, nangis biar papa akan semakin kuat,” sambung Fikri.

Fikri melanjutkan, akhirnya saat itu langsung ketemu ayahnya dan memeluknya yang saat itu Freddy Budiman tengah memakai baju gamis serta memegang Alquran.

Sambil menanyakan kabar ayahnya, Fikri mengajak sang ayah untuk makan bareng.

“Pah kenapa bisa sampai kaya begini pah?” tanya Fikri sambil menggambarkan wajah ayahnya yang hanya tersenyum.

“Udah jalan papah de. Ini sudah ditakdirkan sama Allah, Papah enggak mau ngelawan Allah lagi. Sudah biarin aja ini semua terjadi,” ucap Fikri seraya menuturkan apa yang diucapkan Freddy Budiman saat itu.

“Pokoknya saat itu kita ikut kegiatan papah, ngaji, salat bareng, aku masih mijitin dia. Dia juga kasih ceramah ke kita untuk berharap agar anaknya jadi sukses, pebisnis yang sukses. Jadi hari itu pertama maksimal ketemu sampai jam 3-4 sore,” tutur Fikri.

Pada saat itu Fikri mengatakan, dia bersama keluarga yang lainnya balik lagi nyebrang ke Cilacap untuk nginap di Hotel kembali. Di hari kedua, di mana eksekusi mati itu akan dilakukan.

Fikri merasa mentalnya benar-benar jatuh dan hancur.

“Gue ngerasa kayak hancur, enggak ngerasa hidup. Enggak ngerasa ada di suatu kehidupan, seperti di dunia mimpi. Kenapa harus gue yang dipilih dari sekian banyaknya manusia di dunia ini untuk merasakan ini dan berharap ada mukjizat,” ungkap Fikri.

“Jadi pas mau masuk hari kedua ini, kita udah tahu bahwa ayah kita ini besok enggak bisa ketemu lagi. Jadi hari terakhir kita. Gue enggak bisa menjelaskan lagi rasa yang dirasain itu,” jelasnya.