Andi Arief: Untung SBY Cuma Ngetwit, Bukan Serukan Perlawanan

andi-ariefEramuslim.com – Politisi Partai Demokrat, Andi Arief menilai komentar Presiden keenam RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di media sosial, “Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar “hoax” berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang?”, sudah tepat.

“Menurut saya sudah tepat SBY mentuit walaupun disebut mengeluh. Ketimbang menyerukan perlawanan, karena saya yakin akan diikuti rakyat,” kata Andi di akun Twitter miliknya @andiariefaa, Selasa (24/1).

Di Filipina jelas Andi, Joseph Estrada jatuh dari tahta Presiden setelah Fidel V. Ramos dan Corazon “Cory” Aquino menyerukan penggulingan. Dua mantan Presiden itu memilih tidak mengeluh, tapi melawan.
twit-sby
Kuatnya populisme Estrada tidak cukup oleh seruan Kardinal terhadap massa Katolik, mereka butuh dukungan mantan Presiden hingga terguling.

“Apakah kalian pembully SBY menginginkan mantan Presiden ini tidak sekedar mentuit tapi mengikuti cara Filipina?” sebut Andi.

“Kardinal di Filipina memobilisasi mayoritas Katolik melawan rezim biasa. Kenapa pemimpin Muslim yang serukan melawan ketidakadilan dicibir?” lanjut Andi dalam kicauannya.

Cory Aquino dan Ramos pun lanjut Andi, tetap dikenang sebagai negarawan dan harum justru saat membantu rakyat melawan rezim Estrada yang koplak.

“Agama katolik dan Islam dll punya misi menghadirkan keadilan. Karena itu agama dan politik tidak terhindar dalam satu momentum bertemu,” lanjutnya.

Masih kata Andi, Estrada yang memenuhi janji-janji populismenya saja terguling karena pengelolaan negara yang amburadul dan korup. Nah kalau yang cuma janji?

Estrada juga tidak memusuhi umat dan pemimpin Katolik, tapi seruan Kardinal tidak ada kompromi dengan rezim koplak. Nah kalau yang memusuhi?

“SBY memang bukan Cory Aquino atau Ramos untuk mengajak rakyat turun ke jalan. Tapi sebagai tokoh politik, sama-sama punya standar soal negara,” tukas Andi Arief. (kl/rmol)