Eramuslim.com – Konglomerat Anthoni Salim, melalui perusahaan miliknya PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), baru saja menyuntikkan dana sebesar Rp 40 miliar ke KFC Indonesia yang dikelola oleh PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST). Aksi ini dilakukan dalam bentuk penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (private placement)dan diumumkan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada 28 Mei 2025.
FAST menerbitkan lebih dari 533 juta saham baru dengan harga Rp 150 per saham. Indoritel, entitas milik Salim Group, mengambil bagian 26,6 juta saham, sehingga meningkatkan kepemilikan mereka di FAST dari 35,84% menjadi 37,51%.
Tak hanya Salim Group, PT Gelael Pratama—entitas yang terafiliasi dengan pendiri KFC Indonesia—juga menyuntikkan dana dengan nominal yang sama. Alhasil, total dana yang dikucurkan untuk “menyelamatkan” KFC Indonesia mencapai Rp 80 miliar.
Menurut manajemen FAST, dana tersebut akan digunakan untuk pembelian persediaan dan pelunasan kewajiban jangka pendek sebesar Rp 52 miliar, dan sisanya Rp 28 miliar untuk efisiensi operasional termasuk pengelolaan karyawan. Ini terjadi di tengah kondisi keuangan KFC Indonesia yang sedang terpuruk—mereka mencatat kerugian hampir Rp 800 miliar sepanjang 2024.
Di balik narasi “penyelamatan bisnis”, fakta ini menyulut pertanyaan mendesak: kenapa publik harus peduli?
Kita perlu melihat lebih dalam ke jaring-jaring kepemilikan dan aliran dana. Salim Group adalah penguasa berbagai lini produk konsumer utama di Indonesia—dari Indomie, Chitato, Bimoli, Indomilk, Pop Mie, hingga Supermi—semuanya berada di bawah payung Indofood, perusahaan raksasa yang berada di lingkaran kendali Anthoni Salim.
Masalahnya, Indofood terhubung dengan jaringan investasi global yang diketahui menjadi pendukung Israel, baik secara langsung maupun melalui kepemilikan saham. Beberapa di antaranya adalah The Vanguard Group Inc., FIL Investments International, dan Geode Capital Management—nama-nama yang sering disebut dalam kampanye boikot global terhadap perusahaan yang mendukung atau mendapat keuntungan dari penjajahan Israel atas Palestina.
Lebih jauh lagi, platform informasi konsumen seperti Bdnaash telah memperbarui daftar perusahaan pro-Israel, dan Indofood termasuk salah satu yang ditandai sebagai perusahaan dengan afiliasi investasi yang mendukung entitas pro-Israel.
Dan sekarang, Indofood (melalui Indoritel) kembali menyuntikkan dana besar untuk memperkuat posisi di KFC—brand global yang juga menjadi target boikot internasional karena keterkaitannya sebagai sponsor program-program militer Israel. Di berbagai negara, KFC ditolak dan diboikot karena dianggap mengambil bagian dalam normalisasi penjajahan terhadap Palestina.
Sumber: netralnews.com dan pitutur.id
Wah…jadi tau ternyata indofood mendukung yg berafiliasi sra hell,BOIKOT produk2 yg mendukung sra hell termasuk indofood.Untung di rumah beli mi instannya bkn produk indofood.