APPF Akan Bahas Soal Keamanan Selat Malaka

Pertemuan Tahunan ke-14 Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF), yang dijadwalkan 15-20 Januari di Jakarta, salah satu agenda penting yang menjadi topik bahasan adalah masalah keamanan di Selat Malaka.

Selain itu, juga akan dibahas berbagai isu regional dan global yang menjadi kepentingan negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Misalnya isu perkembangan terakhir mengenai proses perdamaian di semenanjung Korea, proses perdamaian Timur Tengah dan demokratisasi di kawasan Asia Pasifik.

"Karena sebanyak 80 persen minyak dunia diangkut melalui Selat Malaka. Itu sangat rawan sekali, karena itu yang menjadi salah satu fokus kita, " kata Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen, Abdillah Toha, kepada pers, di gedung DPR/MPR RI, Jakarta,Selasa (3/1).

Ia berharap APPF ke-14 akan menghasilkan resolusi keamanan bersama di Selat Malaka. Namun demikian, pihaknya akan menekankan peserta APPF bahwa negara di kawasan Selat Malaka yang berperan menjaga keamanan Selat Malaka, yakni Singapura, Malaysia dan Indonesia. "Kalau mereka mau membantu, welcome. Seperti patrol boat dari Jepang ya boleh-boleh saja," kata Abdillah Toha.

Pembahasan Selat Malaka itu prinsipnya ingin menimbulkan kesadaran pentingnya keamanan Selat Malaka. Kedua pihaknya juga menggarisbawahi kerjasama di antara negara-negara regional untuk menjaga keamanan. Diakui Abdillah Toha, pihaknya menolak keras upaya Singapura dan AS untuk mendirikan pangkalan militer di Selat Malaka beberapa waktu lalu.

Untuk kerjasama ekonomi, fokus utama adalah penanggulanan kemiskinan, kerjasama pemberantasan korupsi. Pemberantasan korupsi menurutnya tak bisa dibatasi, karena dibutuhkan kerjasama dengan negara lain. Isu lain yang dibahas adalah presentasi Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) atas langkah-langkah rekonstruksi dan rehabilitasi di Aceh dan Nias. "Karena negara yang hadir banyak menjadi donatur Indonesia dalam bencana tsunami," ujar dia.

APPF yang menelan beaya total anggaran Rp 8 Milyar, Rp 2 Milyar di antaranya diperuntukkan pajak itu akan mengundang 27 negara atau sekitar 300 anggota parlemen. Sebanyak 18 negara menyatakan siap hadir, dan Rusia menjadi negara pengirim delegasi terbanyak 39 orang.

Pertemuan tahunan APPF ke-13 di Ha Long City, Vietnam, Januari 2005 lalu menetapkan selain Indonesia sebagai tuan rumah, juga Ketua DPR RI sebagai presiden APPF ke-14. Direncanakan APPF ke-15, Januari tahun 2007 akan digelar di Moskow, Rusia.

APPF adalah sebuah forum antara parlemen se-Asia Pasifik didirikan 14 Januari 1993, yang merupakan gabungan dari Asia Pacific Parliamentarians Leadership Forum (APPLF) dan Asia-Pacific Parliamentarians Forum (Forum individu anggota parlemen), atas gagasan mantan PM Jepang Yashuhiro Nakasone. Tujuan APPF menghimpun para anggota parlemen se-Asia Pasifik membicarakan masalah-masalah bersama di kawasan Asia Pasifik.(dina)